WahanaNews-Jabar I Diilansir dari akun resmi Instagram Pemprov DKI Jakarta, @dkijakarta, Pemda DKI Jakarta menuliskan peringatan cuaca ekstrem di wilayah Jakarta didasarkan dari prakiraan cuaca berbasis dampak yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Jakarta berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan/atau tanah longsor dari cuaca ekstrem dengan level SIAGA," tulis Pemprov DKI, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga:
Kadiv Humas Polri : Nama Calon Wakapolri Sudah ada, Saat ini Sedang Dalam Proses Pemilihan.
"Status SIAGA pada 15 September 2021," tulis unggahan Pemprov DKI yang disampaikan dalam gambar.
Peringatan cuaca ekstrem di wilayah Ibu Kota berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai petir tau angin kencang diperediksi terjadi pada tanggal 13 s/d 20 September 2021.
Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem tersebut.
Baca Juga:
Rapat Paripurna Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi Usul Inisiatif DPR
Warga bisa menghubungi layanan darurat di nomor 112 jika menemukan kondisi darurat. Warga juga bisa melaporkan genangan atau banjir melalui fitur JakLapor di aplikasi JAKI dan memantau kondisi banjir melalui fitur JakPantau.
“Dengan melapor, kamu dapat membantu petugas untuk menemukan titik genangan/banjir agar segera dapat ditindaklanjuti, serta laporanmu akan terintegrasi dengan JakPantau. Mari waspada dan persiapkan diri antisipasi bersama!" tulis Pemprov DKI.
Pemda DKI Jakarta mewaspadai potensi banjir dampak cuaca ekstrem sebagaimana dilaporkan BMKG.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyatakan hari ini, Rabu (15/9) wilayah Jakarta berstatus siaga menghadapi sejumlah dampak cuaca ekstrem.
"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, Jakarta berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan/atau tanah longsor dari cuaca ekstrem dengan level siaga.," demikian mengutip keterangan BPBD dalam akun instagram @dkijakarta, Rabu (15/9/2021).
Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menekankan, pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan antisipasi banjir. Salah satunya dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada. "Kita pastikan sumber daya yang kami miliki, SDM, alat semua akan kita fungsikan semaksimal mungkin, kita belajar dari tahun ke tahun sebelumnya tentang antisipasi pencegahan penanganan pengendalian banjir," ujar Riza di Balai Kota kemarin.
Riza juga mengatakan bahwa DKI sudah melakukan sejumlah langkah-langkah antisipasi guna mencegah banjir dengan mengeruk sejumlah sungai, gerebek lumpur, hingga menyiapkan pompa air mewaspadai potensi banjir imbas cuaca ekstrem.
"Yang paling penting masyarakat harus patuh, disiplin, waspada, apalagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, di sekitar daerah-daerah yang tergenang air," jelas politikus Partai Gerindra itu.
Baru 2 Tahun, Dua Rumah Pompa Di Jakut Malah Dibongkar
Pemerintah pusat dan Pemda DKI Jakarta upaya mengantisipasi banjir akibat cuaca ekstrim, membuat sejumlah persiapan antisipasi dampak buruk yang ditimbulkan. Mengeruk sejumlah sungai, gerebek lumpur, hingga menyiapkan pompa air mobile dan kelayakan pompa berukuran besar di rumah-rumah pompa di wilayah DKI Jakarta.
Namun sebaliknya, Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara (Jakut) malah melakukan pembongkaran Rumah Pompa Bulak Cabe dan Bukit Gading Raya, dikerjakan CV. Mega Jaya Teknindo, dengan nilai kontrak Rp. 13 Miliar, yang saat ini proses pekerjaannya terhambat akibat tingginya air sungai.
Saat waspada banjir, Kondisi kontruksri rumah pompa Bulak Cabe, Cilincing, Jakut malah baru bongkar Sudin SDA Jakut, padahal bangunan tersebut baru selesai dikerjakan 2 tahun lalu.
Hasil pengamatan di ke dua rumah pompa tersebut, terjadi pembongkaran struktur pada bagian pondasi beton saringan sampah, sehingga proses pekerjaan terhambat diakibatkan ketinggian air menggangu proses pekerjaan.
Dikawatirkan saringan tidak berfungsi baik yang mengakibatkan pompa rusak akibat sampah yang masuk yang bisa mengakibatkan banjir di dua lokasi tersebut.
“Saya bingung melihat rumah pompa ini. Belum dua tahun rumah pompa ini selesai, sudah ada lagi pembongkaran struktur. Tuh coba lihat air kali naik, sampah juga menutupi saringan sampah yang menuju rumah pompa. Ini kalau hujan deras pasti menghambat kinerja pompa itu sendiri. Kalaupun harus ada pembongkaran, harusnya jangan dikerjakan saat musim hujan begini,” ujar seorang warga yang tidak mau disebut namanya di sekitar rumah pompa Bulak Cabe, Cilincing, Jakut.
Kepala Sudin SDA Jakarta Barat, Adrian Mara Maulana saat dikonfirmasi lewat pesan WA, Rabu (14/09/2021) terkait pembongkaran di kedua Rumah Pompa Bulak Cabe dan Bukit Gading Raya, tidak bisa memberikan jawaban maupun tanggapan. (tum)