Dikatakan Tito, untuk bisa menjadi negara dominan, syaratnya 3 yakni pertama adalah angkatan kerja yang besar untuk menjadi mesin produksi, kedua yakni sumber daya alam yang melimpah untuk menjadi bahan material produksi dan ketiga adalah wilayah yang luas untuk menampung mesin produksi masif.
"Jika melihat dari syarat ini maka dari 200 negara di dunia tidak akan lebih dari 20 negara yang mencapainya diantaranya negara yang dominan adalah China, India, United State, Rusia dan Indonesia," tuturnya.
Baca Juga:
Kurangi Polusi, Mendagri Perintahkan Kepala Daerah Jabodetabek Siram Jalan - Tanam Pohon
Tito menerangkan, sebesar 68,7 % penduduk Indonesia merupakan penduduk di usia produktif. Hal itu yang disebut dengan bonus demografi bagi Indonesia, tapi ini juga dapat menjadi bencana demografi.
"Ini dapat menjadi bencana apabila usia produktif itu tidak bekerja atau pekerjaan yang unskill namun jika diberdayakan dengan baik bonus demografi ini dapat membuat Indonesia semakin maju. Caranya yakni mengaktifkan potensi human resource dengan peningkatan kualitas kesehatan terutama penanganan dan pencegahan stunting serta perkuat bidang pendidikan baik formal maupun non formal," kata dia.
Mendagri yang juga mantan Kapolri tersebut menegaskan, para calon wisudawan IPDN ini harus fokus kepada hal-hal nya yang berkontribusi untuk mempercepat terciptanya Indonesia Emas, yakni meningkatkan sistem politik dan keamanan agar semakin baik dan stabil.
Baca Juga:
Mendagri akan Dukung dan Sukseskan Perayaan Natal Nasional 2024 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta
"Kita harus membuat terobosan-terobosan yang memfasilitasi agar anak-anak muda lainnya di usia produktif menjadi tenaga kerja yang unggul, terdidik, terlatih dan sehat, kita harus memelihara sumber daya alam dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Tito juga berharap lulusan IPDN yang dipercaya sebagai leader, dapat menjadi strong leader yang tidak hanya memiliki power dan follower tetapi juga harus memiliki konsep.
"Para wisudawan IPDN harus dapat menjadi strong leader, yang tidak hanya memiliki power dan followers namun harus memiliki konsep yang jelas, sehingga dapat menjadi pemimpin yang diharapkan mampu membawa organisasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan strategi yang kuat dan telah dipertimbangkan secara matang," ujarnya.