WahanaNews-Sukabumi | Empat warga Sukabumi nekat berangkat ke Papua demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Alih-alih penghasilan melimpah, mereka malah terjerumus ke lembah prostitusi di Bumi Cendrawasih tersebut.
Salah seorang korban asal salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi mengungkap iming-iming penghasilan dengan tip besar di tanah Papua. Namun setibanya disana mereka malah dikirim ke pedalaman.
"Saya ibu satu anak, ayah saya meninggal dan saya satu-satunya harapan keluarga atau bisa dibilang tulang punggung keluarga. Di Sukabumi bukan tidak mau mencari pekerjaan, tapi lahan pekerjaan sulit," kata salah seorang korban berusia 18 tahun, sebut saja Melati (bukan nama sebenarnya), kepada wartawan, Rabu (16/2/2022).
Baca Juga:
Didominasi Penegak Hukum, MAKI: Pimpinan Baru KPK Tak Mewakili Masyarakat dan Perempuan
Melati mendapat tawaran dari seorang pria, kenalannya yang juga masih kerabat temannya yang kini bersamanya di Papua.
"Kita diiming-iming penghasilan atau uang tip sebesar Rp 1 juta sampai Rp 7 juta, pekerjaan juga layak meskipun di tempat hiburan. Namun kenyataannya sekarang saya malah diminta "melayani" tamu," tuturnya.
Jam kerja Melati juga tak jelas, setiap malam tenaganya diperas bahkan ketika waktu istirahat pun ia masih harus melayani tamu yang terkadang dalam kondisi bau minuman keras.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
"Setiap malam saya kerja libur siang aja, kalau kerja kadang sampai tengah malam. Kadang-kadang jam tiga pagi saya dibangunkan karena ada tamu, ya namanya orang sudah mabuk bau minuman keras. Saya tidak ada pilihan," ungkapnya.
Keterangan Melati dibenarkan AS, pamannya di Sukabumi. AS mengungkap kondisi ekonomi keponakannya yang morat marit.
"Kalau diceritakan sedih, anak yatim kemudian menikah lalu ditinggal suami. Mau tidak mau akhirnya jadi tulang punggung keluarga, dia ke Papua karena niat mencari pekerjaan untuk menafkahi keluarganya" ujar AS.