WahanaNews Jabar-Banten | Kalau difilm-kan, pasti judulnya From Jakarta With Feud (dari Jakarta dengan dendam). Soalnya, saking dendamnya Wahono pada Jalidin (42), tetangga yang kencani bininya, dia segera naik bis Jakarta-Ngawi. Setelah tiba di kampung kepala Jalidin langsung ditembak pakai senapan angin, dorr! Nggak mati sih.
Baca Juga:
Presiden Tinjau Kegiatan Vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan Bagi Para Pelajar
Sebelum tahun 1970 ada film James Bond berjudul "From Rusia with love" yang dibintangi Sean Conerry. Kisah perselingkuan dari Ngawi ini layak dijuduli mirip-mirip demikian, karena pelakunya begitu dendam pada tetangga yang tak amanah. Sengaja ditembaknya dengan senapan angin, karena pengganggu bininya itu tak lebih direken seekor burung yang suka matuk ke mana-mana
Lelaki yang dipenuhi rasa dendam kesumat itu adalah Wahono warga Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi (Jatim). Dulu saat hendak bekerja di Jakarta, sebagai basa-basi memang pernah pesan. "Tolong titip istriku ya Mas, dijaga...." kata Wahono pada Jalidin saat lelaki tetangga itu juga ikut melepas keberangkatannya.
Baca Juga:
Beda Dengan Jakarta, Pemkab Tangerang Masih Tunda PTM
Mengapa kerja di Jakarta kok tak membawa serta bini sekalian? Karena penghasilan belum memadai, sehingga belum mampu beli rumah. Harapan pernah mekar laksana bunga matahari, ketika Gubernur DKI menawarkan rumah ber-DP nol rupiah. Tapi begitu mau ambil formulir, syaratnya sudah berubah. Gaji minimal harus Rp 7 juta. Padahal gaji Wahono masih sedikit di bawahnya. Akhirnya Wahono terpaksa jadi kontraktor dulu, entah sampai kapan.
Wahono menikah menjelang Corona masuk Indonesia. Karenanya setelah menikah dengan Purnami (27), malah terpaksa jaga jarak yang nggak umum. Jaga jarak Covid-19 lazimnya 1,5 meter, ini malah 625 Km. Masalahnya Wahono belum berani pulang ke Ngawi, takut dianggap bawa virus Corona. Karenanya meski sudah lama menikah istrinya belum juga positip. Maksudnya positip hamil, bukan positip terpapar Covid-19.
Ketika rindu menyesak di dada, tahu-tahu dari grup WA dapat kiriman foto istrinya berfoto mesra bersama Jalidin. Langsung deh dadanya nyesek, mana oksigin, mana oksigin....., karena saturasinya langsung ngedrop jadi 70. Untung Wahono sudah vaksinasi 2 kali, sehingga tubuh kembali normal dan sehat. Yang sakit tinggal hatinya, yakni rasa dendam pada Jalidin. Belum jadi pejabat sudah nggak amanah. Sini lama jaga jarak, Jalidin-Purnami malah enak-enak PTM (Pacaran Tatap Muka).
Kebetulan Jakarta Covidnya mulai melandai berkat PPKM Darurat. Dengan modal test antigen yang murah meriah, dia pulang ke Ngawi dengan naik bis malam "Rosalia Indah" Jakarta - Madiun. Pokoknya mirip film James Bond lah, "From Jakarta with feud". "Begitu sampai rumah, pasti Jalidin saya hajar," ancamnya dalam hati.
Sampai rumahnya di Widodaren sudah pukul 06:00. Bukannya istirahat dulu, tapi langsung ambil senapan angin miliknya. Dengan posisi sudah dikokang Wahono segera mencari Jalidin. Kebetulan orangnya sedang kasih makan sapinya, langsung saja ditembak, jebrettttt! "Ini balasannya, burungmu memang celamitan, patuk sana sini," omel Wahono kemudian.
Meski tidak mematikan, tapi kepala Jalidin bocor juga. Dia berusaha merampas senjata itu, sehingga keduanya pun bergulat di antara rumput makanan sapi. Untung segera dilerai tetangga dan barulah mereka mengetahui duduk persoalan sebenarnya. Jalidin dilarikan ke Rumah Sakit, sementara Wahono ditangkap polisi.
Jalidin hanya direken burung, tapi paruhnya kok dalam sarung. (teks dan gambar dilansir dari poskota.co.id). (JP)