WahanaNews-Purwakarta | Mantan Presiden RI, Megawati Soekarno Putri angkat bicara soal antrean masyarakat yang terjadi akibat kelangkaan minyak goreng dalam beberapa waktu belakangan.
Melihat situasi itu, Megawati mengaku sampai mengelus dada. Ia heran bukan soal kelangkaan minyak goreng atau mahal, tapi karena kurangnya kreatifitas mengolah makanan selain menggoreng.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Menurutnya, situasi antrean hingga rebutan untuk mendapatkan minyak goreng itu memperlihatkan seolah tidak ada cara masak lain dalam mengelola bahan makanan, seperti merebus hingga mengukus.
"Saya tuh sampai ke ngelus dada, bukan urusan masalah enggak ada atau mahalnya minyak goreng. Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar 'Mencegah Stunting untuk Generasi Emas', Kamis (17/3).
"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus atau seperti rujak?" sambungnya.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Megawati juga memperhatikan pemberian gizi terhadap anak-anak Indonesia.
Dia mengingatkan bahwa makanan yang baik itu bukan hanya makanan yang dapat mengenyangkan, namun makanan yang mengandung gizi terutama bagi perkembangan anak.
"Bahwa makanan itu bukan hanya asupan yang masuk, kan harus tahu apa yang dimakan untuk membuat yang namanya tadi, keluarga sejahtera adalah keluarga yang happy, anak-anaknya sehat, berlari-lari, sehat dan lain-lain," kata Megawati.
Minyak goreng saat ini masih menjadi polemik bagi masyarakat, selain mahal, minyak goreng juga sulit didapatkan di pasaran.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, telah mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022 tentang HET Minyak Goreng Sawit.
Dalam aturan itu, HET minyak goreng curah Rp11.500 per liter, kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan kemasan premium Rp14 ribu per liter.
Dengan mencabut aturan itu, HET minyak goreng curah kini menjadi Rp14 ribu per liter dan harga kemasan premium diserahkan kepada mekanisme pasar.
Lutfi pun menyampaikan permohonan maaf karena belum mampu menangani permasalahan minyak goreng yang langka dan harga melambung tinggi.
"Dengan permohonan maaf Kementerian Perdagangan tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," kata Lutfi dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (17/3).[non]