WahanaNews.co | Lima pelaku pengeroyokan dan provokasi Wiyanto Halim (89) hingga tewas sudah diamankan. Mereka berinisial TB (23), JI (23), RYN (23), MA (23), dan MJ (18).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan saat konfrensi pers kemudian membeberkan peranan lima pria tersebut.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan lima tersangka tersebut ditetapkan dari hasil pemeriksaan terhadap 14 orang sejak hari kejadian pada Minggu (23/1/2022).
Zulpan lalu mengatakan tersangka TB berperan menendang mobil yang dikemudikan Halim.
Tak cuma itu, TB juga menendang korban dengan kaki kanan ke arah pinggang dan perut hingga korban terluka.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Sedangkan tersangka JI merupakan provokator yang meneriaki Halim sebagai maling.
Pemuda tak bermoral itu turut menendang Halim yang sudah tidak berdaya.
"Kedua JI (23) yang menendang menggunakan kaki kanan tubuh korban dan mobil dan provokator (meneriaki korban maling)," kata Zulpan di Mapolrestro Jakarta Timur, Selasa (25/1/2022).
Teriakin maling dari JI yang membuat massa mengejar Halim.
Mereka lalu melakukan pengeroyokan secara membabi buta saat mobil korban berhenti di Jalan Pulokambing karena pecah ban.
Lalu tersangka RYN yang berperan menendang mobil.
Ia juga menarik paksa korban keluar dari kursi kemudi kendaraan, serta dengan tega memukul kepala Halim.
Tersangka MA kemudian berperan menginjak kaca depan mobil hingga pecah.
Terakhir MJ yang dari hasil pemeriksaan terbukti menendang kepala korban dan mobil.
"Lima orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Perlu disampaikan bahwa penanganan kasus ini tidak berhenti di sini akan dikembangkan ke pelaku-pelaku lain (mencari tersangka lain)," ujarnya.
Sementara barang bukti yang diamankan berupa baju dikenakan pelaku, helm, dan mobil Toyota Rush berpelat B1859 SYL dikemudikan korban yang kini diamankan di Unit Laka Satlantas Jakarta Timur.
Zulpan menuturkan penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur sudah mengantongi identitas pelaku lain yang diduga terlibat mengeroyok dan segera dipanggil untuk jadi saksi.
"Penyidik masih mendata dan mengejar. Sudah ada data identifikasi kepemilikan kendaraan pelaku lain yang ikut dalam rombongan membuntuti atau mengejar sehingga berakhir pemukulan," tuturnya.
Perihal kronologis, Zulpan mengatakan kejadian bermula terjadinya serempetan antara mobil dikemudikan korban dengan pengendara motor di wilayah Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara.
Namun saat serempetan terjadi Halim tidak menghentikan laju kendaraan, sehingga pengendara motor kesal lalu mengejar korban sambil melakukan provokasi sepanjang jalan.
"Aksi provokatif dengan kata-kata maling, sehingga diartikan mobil itu mobil curian. Inilah yang mengakibatkan banyaknya pemotor lain simpatik secara berdamai-ramai mengejar mobil korban," lanjut Zulpan.
Kelima pelaku disangkakan Pasal 170 ayat 1 dan 2 Juncto Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman di atas 12 tahun penjara.
Bukan Orang Biasa
Kakek bernama Wiyanto Halim yang tewas dikeroyok lantaran diteriaki maling, ternyata bukan orang biasa.
Hal tersebut diungkap oleh anak Wiyanto Halim, Bryna saat menggelar konferensi pers di rumah duka Grand Heaven Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022).
Mulanya pihak pengacara Wiyanto Halim menjelaskan, pria yang dahulunya bekerja sebagai pengusaha itu keluar rumah tanpa sepengetahuan keluarga.
Wiyanto Halim biasanya ditemani oleh sopir.
Namun pada malam kejadian, sopir lansia tersebut sedang cuti.
"Keluar tanpa sepengetahuan keluarga," ucap pengacara Wiyanto Halim, Freddy Y. Patty.
"Biasanya ada sopir, tapi sedang cuti," imbuhnya.
Tim pengacara Wiyanto Halim yang lain lalu menjelaskan, lansia itu tidak memiliki masalah kesehatan apa-apa.
Wiyanto Halim hanya mengalami masalah pendengaran, namun ia selalu menggunakan alat bantu dengar.
"Kesehatan tidak masalah, hanya telinga," katanya.
Bryna kemudian menegaskan tidak terima ayahnya meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.
Ia berharap ada keadilan untuk sang ayah tercinta.
"Saya tidak menerima papa meniggal dalam keadaan mengenaskan," ucap Bryna.
"Kita minta keadilan," imbuhnya.
Bryna mengatakan pada saat malam kejadian Minggu (23/1/2022) dini hari, ayahnya tidak bilang ingin pergi kemana.
"Tidak izin, biasanya papa keluar sebentar, terus pulang, enggak biasa terlalu malam," kata Bryna.
"Tidak ada komunikasi," imbuhnya.
Anak Wiyanto Halim tersebut kemudian mengatakan ayahnya bukan sosok biasa.
Ia adalah orang yang royal, dan tidak bisa melihat orang lain kesusahan.
"Papa itu orang yang royal, dia enggak bisa lihat orang susah, Dia selalu kepikiran," ucap Bryna.
"Dan Papa orang tegas, dan pantang menyerah, itu sikap yang saya kagumi," imbuhnya.
Keluarga Duga Ada Dalang
Freddy Y. Patty menilai, pengeroyokan oleh sekelompok orang terhadap Wiyanto Halim bukan lah hal yang spontan terjadi.
"Buat kami ini bukan sekedar pengeroyokan biasa. Ini pasti ada dalangnya, ada pihak-pihak yang memang menghendaki hal ini terjadi, ini keyakinan keluarga," kata Freddy.
Mewakili keluarga, Freddy menilai peristiwa mulai dari dituduhnya Wiyanto Halim sebagai maling mobil, aksi pengejaran, hingga pengeroyokan berujung meninggalnya korban terjadi disengaja.
Karenanya, keluarga berharap polisi bisa mengungkap kebenaran di balik dugaan dalang penganiayaan serta motif apa yang melandasinya.
"Kami sangat berharap bahwa para pelaku utama, aktor, di balik kejadian ini bisa diusut dan motif apa yang membuat mereka melakukan ini bisa dibuktikan. Jangan ada hal-hal yang tersembunyi," tegas Freddy.
Diberitakan sebelumnya, Wiyanto Halim tewas diamuk massa di Jalan Pulokambing, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada Minggu (23/1/2022) dini hari.
Pria itu terlibat kejar-kejaran dengan massa dari Tebet, Jakarta Selatan hingga Cakung.
Dalam video amatir tampak massa yang mengemudikan sepeda motor mengejar Halim sambil berteriak 'maling-maling'.
Mereka terlihat memukuli kendaraan korban.
Laju mobil SUV berwarna hitam tersebut berhenti di kawasan JIEP setelah dihadang massa.
Saat mobil berhenti, massa yang sudah beringas seketika menarik Halim dari kursi kemudi.
Massa lalu memukuli Halim hingga menderita luka berat dan tewas di lokasi kejadian.
[kaf]