WahanaNews.co | Dalam beberapa pekan ke belakang harga telur dan minyak terus melonjak. Hal tersebut membuat pedagang makanan yang menggunakan bahan baku Telur dan Minyak goreng mengeluh, dan harus memutar otak agar usahanya tetap mendapat untung.
Muiz, salah satu pedagang Cilor (Aci Telur) di Majalengka, Jawa Barat, misalnya, ditengah harga Telur yang terus meroket, dia mengaku, terpaksa harus menyiasati cara berdagangnya, agar usahanya tetap bertahan.
Salah satu cara Muiz agar tetap mendapat 'cuan' ditengah melonjaknya harga Telur adalah membeli Telur pecah.
"Cara saya agar tetap untung beli telur pecah, kan suka ada tuh Telur yang udah pecah-pecah. Nah saya ambil itu," kata Muiz, Selasa (28/12/2021).
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
"Pecah tapi bukan berarti busuk ya. Tetap Telurnya masih layak dikonsumsi ya, hanya ada sedikit pecah karena tergesek-gesek," lanjut dia.
Meski harganya lebih relatif lebih murah Telur pecahan itu juga, jelas dia, saat ini sama saja mengalami kenaikan sering mahalnya harga Telur di pasaran.
"Harga telur pecah, saat ini Rp 1.500 per butir. Sebelumnya, hanya Rp 1000 ribu per butir. Tapi ya saya juga nggak ambil yang pecah semua. Itu mah untuk ngimbangin modal aja," jelas dia.
"Kalau pembelian mah Alhamdulillah masih ramai. Ya saya kalau beli Telur nggak sekaligus, nyicil aja. Takutnya kan nanti basi. Nambah rugi lagi kan? Hehe," sambung dia.
Sementara, pedagang Cilor lainnya, Nana Sutisna mengaku, dirinya mengambil cara agar tetap menghasilkan sedikit untung yakni, dengan mengecilkan porsi dagangnya.
"Kalau harga mah sama aja satu tusuk Rp 1000. Tapi sama si Bos (pemilik Cilor) sekarang mah agak dikecilin porsi Aci Cilornya. Terus porsi Telurnya juga gak ditebelin sekarang mah, soalnya sama si Bos cuma di jatah 10 Telur," tandasnya.
[kaf]