WahanaNews.co | Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku sangat “mengagumi” kemampuan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk “membunuh siapa pun” yang mereka inginkan.
Hal ini diungkapkan mantan sekretaris pers Gedung Putih Stephanie Grisham, yang menjabat sebagai sekretaris pers dan direktur komu
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Dia mengatakan Trump "takut" pada Putin tetapi juga "sangat" mengaguminya karena dia bisa "membunuh siapa pun yang berbicara menentangnya".
“Saya pikir Trump takut pada Putin. Saya pikir dia takut padanya. Saya pikir pria itu mengintimidasi dia. Karena Putin adalah pria yang menakutkan, sejujurnya, saya pikir dia takut padanya,” terangnya selama wawancara dengan The View pada Selasa (8/3).
“Saya juga berpikir dia sangat mengaguminya, saya pikir dia ingin bisa membunuh siapa pun yang berbicara menentangnya,” lanjutnya.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
“Jadi saya pikir itu banyak. Dalam pengalaman saya dengan dia, dia mencintai para diktator, dia mencintai orang-orang yang bisa membunuh siapa pun, termasuk pers,” ujarnya.
Grisham juga memberikan pemikirannya tentang bagaimana Trump akan bersikap jika dia masih berkuasa ketika pasukan Putin menginvasi Ukraina.
Dia yakin pengusaha kaya itu akan memiliki "pendekatan lepas tangan" dan menyuruh Putin untuk terus maju dan menyerang.
“Dan saya akan mengatakan ini, hanya dengan menonton semua ini dengan (Volodymyr) Zelenskyy, Donald Trump akan bersembunyi 57 kaki di bawah tanah. Dan Zelenskyy telah berjuang di luar sana untuk negaranya,” ujarnya.
Pasukan Rusia diketahui melanjutkan serangan mereka di Ukraina pada hari ini waktu setempat. Pejabat Ukraina melaporkan bahwa rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung rusak parah dalam serangan itu.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengutuk serangan itu sebagai "kekejaman" dan mengulangi seruannya kepada negara-negara Barat untuk memberlakukan zona larangan terbang.
Perdana Menteri Boris Johnson juga mengutuk tindakan di rumah sakit Ukraina sebagai "hal yang bejat".
“Ada beberapa hal yang lebih bejat daripada menargetkan yang rentan dan tidak berdaya,” cuitnya.
“Inggris sedang menjajaki lebih banyak dukungan untuk Ukraina untuk bertahan melawan serangan udara dan kami akan meminta pertanggungjawaban Putin atas kejahatannya yang mengerikan,” lanjutnya. [kaf]