WahanaNews-Purwakarta | Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengakui limbah air lindi (leachate) dari Tempat Pembuangan Sampah (TPAS) Cikolotok, belum tertangani selama bertahun-tahun.
Dalihnya keterbatasan anggaran untuk membangun instalasi pengolahan air limbah akibat kebijakan refocusing selama pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pemkab Banyuwangi Terapkan Konsep Pertanian Terintegrasi
Sebelumnya persoalan limbah air lindi mengemuka setelah para petani di sekitar TPAS Cikolotok, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, mengeluhkan pencemaran pada areal persawahan mereka. Air yang tercemar lindi bisa berakibat fatal, yakni gagal panen.
"Pembangunan bak penampungan limbah TPAS Cikolotok sudah direncanakan pada 2019 lalu. Namun karena terkena refocusing anggaran di 2020 dan 2021, program tersebut belum terealisasi. Di tahun ini akan ada perluasan areal TPAS 2 hektare yang diharapkan akan menjadi solusi," kata Anne.
Untuk penanganan jangka pendek, terang dia, akan ada pengalihan aliran air lindi dengan menggunakan alat berat. Setidaknya dengan pengalihan itu aliran sungai tidak terganggu.
Baca Juga:
BPP Lampihong Kalsel Tanam Padi Sistem Apung Hindari Gagal Panen Akibat Banjir
Sebelumnya, para petani di Margasari mengeluhkan pencemaran yang terjadi di aliran sungai yang menjadi sumber pengairan bagi sawah mereka.
Dampak pencemaran itu sudah mulai terasa dengan rusaknya sebagian tanaman padi. Mereka pun meminta pemerintah daerah segera mencari solusi agar pencemaran tidak berakibat fatal, yakni gagal panen.[zbr]