WahanaNews-Purwakarta | Kecelakaan lalu lintas di sepanjang Ruas Jalan Tol Cipularang sering terjadi, mulai dari kecelakaan ringan sampai kecelakaan berat yang merenggut korban jiwa.
Biasanya para korban kecelakaan dievakuasi ke rumah sakit terdekat di Purwakarta, sedangkan bangkai kendaraan dibawa petugas derek ke pul derek di sekitar gerbang tol Jatiluhur, Purwakarta.
Baca Juga:
Hindari Bahaya, ALPERKLINAS Desak PLN dan Pemerintah Daerah Wajibkan Konsumen Periksakan Instalasi Listrik Secara Berkala
Dilansir dari detikJabar, di lokasi pul derek itu teronggok bangkai-bangkai kendaraan yang alami kerusakan, mayoritas bangkai yang ada di lokasi ini mengalami kerusakan parah.
Ada yang rusak bagian depan kendaraan, ada yang ringsek hingga tak berbentuk kendaraan lagi, ada juga yang ludes terbakar menyisakan bagian besi saja.
Tidak hanya kendaraan yang baru terjadi kecelakaan, ada juga bangkai kendaraan yang sudah dah lama tidak diambil pemiliknya.
Baca Juga:
Wakil Ketua DPR Buka Bazar UMKM Peringati HUT ke-17 Partai Gerindra
Selain dirambati tanaman juga kendaraannya sudah berkarat.
Menurut Kepala Derek Jatiluhur, Deden Mulyana (47), bangkai-bangkai kendaraan itu dikumpulkan di lokasi ini untuk mempermudah evakuasi dan monitoring.
Jika ada kendaraan yang menjadi barang bukti akibat kecelakaan yang menyebabkan meninggal dunia, maka kendaraan itu ditahan untuk menjadi bahan pemeriksaan petugas.
"Yang belum diambil ada beberapa faktor, pertama masih dalam pemeriksaan petugas kepolisian, ada juga yang belum ada kesepakatan ganti rugi antara korban yang terlibat kecelakaan," ujar Deden ditemui di kantornya di sekitar gerbang tol Jatiluhur, Senin (16/05/2022).
Deden menjelaskan, sejak dirinya gabung bekerja di jasa layanan derek jalan tol tahun 2011 lalu, sudah ada bangkai kendaraan teronggok di lokasi itu, dan diperkirakan kendaraan terlama yang belum di bawa korban adalah kendaraan minibus jenis grandmax dan elf.
"Karena udah lama banget jadi lupa tahun berapa itu kejadian pastinya, kalo enggak salah itu tahun 2013, kendaraan belum diambil jenis grandmax. Kondisi kendaraannya ya udah gitu sekarang ada yang udah karatan," katanya.
Deden bertugas mengatur petugas derek yang diterjunkan membantu pengendara yang membutuhkan, pihaknya selama 24 jam memantau dan menunggu arahan dari pihak kepolisian (PJR) dan pengelola tol.
"Mayoritas kecelakaan tabrak belakang. Faktornya salah satunya ngantuk," ujarnya.
Hal senada dikatakan Eddi, petugas derek yang sudah mendedikasikan diri selama 9 tahun di jasa layanan derek.
Ia sangat menjiwai pekerjaan karena bisa membantu pengendara yang membutuhkan.
"Sedih dan merasa kasihan melihat para korban kecelakaan, tapi sisi lain saya senang bisa membantu mereka. Ada yang mobilnya mogok, pecah ban atau kecelakaan sekalipun," ungkap Eddi di lokasi yang sama.
Eddi menceritakan suka duka dalam menjalankan pekerjaan, jika sudah malam suntuk dengan kondisi hujan deras ia harus turun ke jalan jika ada yang membutuhkan pertolongan.
"Kalau udah tengah malam, kondisi hujan deras tapi tetap harus jalan, kita hujan-hujanan membantu pengendara," ujarnya.
Sementara ketika ditanya hal mistis selama menjalankan tugas dan di pul derek, ia menepis kabar burung dari warga sekitar atau pengendara.
"Alhamdulillah saya enggak pernah lihat atau diganggu, itu mungkin hanya khayalan mereka saja," beber Eddi.
Masih kata Eddi, selama evakuasi dan selesai evakuasi, semua kondisi sudah dinyatakan aman, barang-barang korban diserahkan kepada petugas kepolisian atau diserahkan langsung kepada korban. [non]