WahanaNews-Jatinangor | Setahun lebih usai pandemi Covid-19 merebak, PSK online kian menjamur di beberapa apartemen di wilayah Ibu Kota. Sejumlah apartemen yang kerap digerebek polisi lantaran kedapatan praktik prostitusi di antaranya apartemen Kalibata City dan Green Pramuka.
Sewa harian yang murah dan keamanan serta privasi terjamin menjadi alasan para remaja wanita nekat menjajakan dirinya di kawasan tersebut.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Dengan tarif berkisar Rp 250 ribu-Rp 750 ribu sekali kencan, PSK online kemudian tumbuh subur di apartemen. Mereka menjajakan diri melalui aplikasi chating, media sosial, hingga mulut ke mulut.
“Paling banyak dari aplikasi chating,” kata Tantri (25), PSK online, beberapa waktu lalu.
Tantri mengaku sudah lebih dari 6 bulan tinggal di sebuah apartemen di Cengkareng, Jakarta Barat. Dia menyewa tipe dua kamar yang dibayarnya setiap hari bersama dua temannya yang juga PSK online.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Ketiganya saling berlomba mencari pelanggan. Jutaan rupiah dikantongi setiap hari dari waktu melayani pelanggan mulai sore hingga menjelang pagi.
Menurut dia, dipilihnya apartemen bukan tanpa alasan. Selain privasi lebih terjamin juga tidak semua orang bisa keluar masuk. Penggunaan apartemen juga menjaga dirinya dari ancaman kekerasan. Sebab, berkencan di apartemen membuat banyak pelanggannya tak berani macam-macam.
“Kalau hotel kan tiap orang bisa bebas keluar masuk, ini rawan digerebek. Tapi, kalau apartemen ada akses masuk yang membuat semua tak bisa bebas berkeliaran di lorong kamar,” kata Tantri.