"Keseluruhan pulau atau dusun ini berada di Kabupaten Sumenep, memang sudah menjadi fokus kami untuk mempercepat elektrifikasi di kepulauan pasca pandemi, karena sebelumnya terkendala saat pandemi. Potensi pelanggan di 16 wilayah tersebut sebanyak 8.434 pelanggan," papar Lasiran.
Saat ini masyarakat di lokasi kepulauan tersebut masih menggunakan genset yang membuat beban ekonomi masyarakat bertambah.
Baca Juga:
PLTU Suralaya dan 5 Pembangkit Milik PLN Grup Raih 7 Penghargaan Tingkat ASEAN
Sesudah listrik hadir diharapkan masyarakat dapat meningkatkan produktivitasnya dan tentunya dengan harga yang terjangkau.
Secara bertahap pembangunan jaringan listrik total 52.473 kilometer sirkuit (kms) akan dimulai pada 2024 setelah proyek pembangunan PLTS selesai pada 2023.
Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika, Jonner MP Pardosi mengungkapkan penandatanganan kontrak atas pembangunan PLTS ini merupakan implementasi dari peran aktif PT Rekadaya Elektrika, terhadap rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan peran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional, yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025.
Baca Juga:
Jaga Pasokan Biomassa, PLN EPI Kolaborasi dengan Perusahaan Pengolah Limbah Sawit
"PT Rekadaya Elektrika sebagai satu-satunya EPC di PLN Grup siap untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berkomitmen untuk menyelesaikan _project_ tepat waktu. Sehingga semakin banyak pulau-pulau terisolasi dan terpencil yang memperoleh listrik melalui pembangkit berbasis EBT," jelasnya.[zbr]