Jabar.WahanaNews.co | Bulan Ramadhan adalah bulan yang baik untuk meningkatkan kadar iman dan ibadah kita kepada Allah SWT.
Karena itu, umat muslim menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk berbuat kebaikan dengan menolong sesama, salah satunya kepada pahlawan tanpa tanda jasa pencetak generasi Qur’an masa depan, yaitu Guru Ngaji.
Baca Juga:
Cabuli 4 ABG, Guru Ngaji di Mojokerto Jadi Tersangka
Dalam serangkaian program “Semangat Berbagi Merawat Negeri” di bulan Ramadhan 1443 Hijriyah, pegawai PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (PLN UIP JBT) melalui pengurus Yayasan Baitul Maal (YBM) memberikan apresiasi terhadap 35 orang guru ngaji yang berada di wilayah Jawa Barat.
Guru ngaji yang menjadi penerima manfaat adalah para guru di wilayah sekitar proyek pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan PLN UIP JBT yang memiliki keterbatasan pendapatan ekonomi namun tetap semangat mengabdikan dirinya untuk mengajar.
“Menjadi guru ngaji merupakan pekerjaan mulia yang memegang peranan penting dalam peningkatan pemahaman Al-Qur’an sekaligus pembentukan karakter umat muslim. Semoga dengan apresiasi yang diberikan melalui YBM PLN UIP JBT dalam program Senyum Guru Ngaji ini dapat memberikan semangat baru dan manfaat yang baik bagi para penerimanya,” ujar Djarot Hutabri EBS, General Manager PLN UIP JBT.
Baca Juga:
Guru Ngaji di Mojokerto Dibawa ke Kantor Polisi, Diduga Cabuli 4 ABG
YBM PLN UIP JBT memberikan bantuan kepada setiap guru ngaji berupa santunan uang tunai Rp500.000 dan Rp 1.000.000 beserta paket bingkisan ramadhan.
Bantuan tersebut adalah wujud kepedulian dan penghargaan para muzakki PLN kepada para guru ngaji yang telah mengabdikan dirinya untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada generasi penerus bangsa di daerahnya.
Di antara penerima manfaat santunan “Senyum Guru Ngaji”, Ustadz Windra adalah salah satu yang berprofesi sebagai guru ngaji. Beliau telah menjalani pekerjaannya selama 20 tahun mengajar Al-Qur'an dan ilmu agama islam di Pondok Pesantren Abah Anom Paga Ageung, Kabupaten Garut, meskipun tidak mendapatkan gaji bulanan. Namun ia tetap dengan tulus mengajar untuk mencetak generasi islami yang bertakwa.