Jabar.WAHANANEWS.CO - Pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, terus menunjukkan progres signifikan. Proyek yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini mendapat sorotan positif dari organisasi relawan nasional MARTABAT Prabowo-Gibran.
Organisasi ini menilai bahwa percepatan pembangunan pelabuhan ini sejalan dengan visi pemerataan pembangunan dan penguatan daya saing logistik nasional yang menjadi bagian dari agenda besar pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta warisan strategis yang akan dilanjutkan oleh pasangan Prabowo-Gibran.
Baca Juga:
Sebagian Besar Kawasan Otorita Danau Toba Penghasil Kemenyan Terbesar di RI, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Luhut Pandjaitan Dorong Hilirisasi
“Kami mengapresiasi komitmen pemerintah pusat yang terus mengawal proyek ini, bukan hanya dari sisi teknis pelabuhan, tetapi juga dalam konteks kawasan aglomerasi Rebana secara menyeluruh. Ini bukti nyata bahwa pemerintahan sekarang tidak membiarkan pembangunan berjalan sendiri tanpa pengawasan,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, Rabu (21/5/2025).
Tohom menegaskan, keberadaan Pelabuhan Patimban sebagai gerbang logistik internasional di kawasan timur Jawa Barat akan menjadi katalisator utama pengembangan kawasan Rebana Metropolitan, wilayah strategis yang meliputi Kabupaten Subang, Majalengka, dan sekitarnya.
"Lebih dari sekedar pelabuhan, Patimban adalah infrastruktur geopolitik. Ia akan menjadi episentrum baru ekonomi Indonesia bagian barat," kata Tohom.
Baca Juga:
Koordinasi dan Pengawasan Jadi Kunci Percepatan Pembangunan IKN, MARTABAT Prabowo-Gibran Ajak Seluruh Elemen Dukung Otorita IKN
Ia menyebut logistik murah dan efisien akan menjadi magnet utama investor asing seperti BYD dan VinFast yang kini mulai menanamkan modalnya di Indonesia.
"Pemerintah harus terus menjaga momentum ini dengan tata kelola lahan yang cermat, jangan sampai terjadi mismatch antara fungsi pelabuhan dan pemanfaatan lahan industri di sekitarnya."
Tohom menilai bahwa pengawasan dan keterlibatan pusat dalam pengendalian tata ruang kawasan menjadi sangat vital.
“Kalau kawasan pelabuhan dibiarkan berkembang liar tanpa rencana induk yang kuat, kita tidak hanya kehilangan potensi ekonomi, tapi juga menciptakan ketimpangan baru,” tegasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyebut perlunya kolaborasi antar-instansi, termasuk pemerintah daerah, dalam mengawal integrasi antara pelabuhan dan zona industri pendukung.
"Kalau tidak diatur dari sekarang, harga tanah akan melambung tidak terkendali, investor kabur, rakyat setempat terpinggirkan," jelas Tohom.
Ia mendorong diterbitkannya Peraturan Presiden khusus mengenai tata ruang kawasan Rebana yang menyinkronkan infrastruktur, industri, pemukiman, dan layanan publik.
Lebih jauh, ia juga menekankan bahwa Patimban dan Rebana adalah wajah dari Indonesia ke depan, di mana industrialisasi, efisiensi logistik, dan keberlanjutan harus berjalan seiring.
“Visi Prabowo-Gibran sangat tepat meletakkan titik berat pada kedaulatan ekonomi nasional berbasis kekuatan daerah. Patimban dan Rebana jadi salah satu ujian visi itu,” tegasnya.
Tohom menyatakan optimismenya bahwa Patimban akan menjadi game changer dalam struktur logistik nasional, mengurangi ketergantungan terhadap Pelabuhan Tanjung Priok, dan membuka akses ekonomi baru di koridor timur Jawa Barat.
“Ini adalah momentum sejarah,” tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Antoni Arif Priadi, menyatakan bahwa pembangunan Pelabuhan Patimban dilakukan secara bertahap.
Meski belum seluruhnya rampung, pelabuhan ini telah mulai beroperasi dan telah melampaui target pengangkutan kendaraan tahunan.
Fase konstruksi saat ini, yakni Fase I-2.1, ditargetkan selesai pada November 2025. Pada tahap ini akan terbentuk area reklamasi seluas 53 hektare dengan total kumulatif 113 hektare.
Target jangka panjang dari proyek ini adalah total luas pelabuhan mencapai 285 hektare pada Fase III yang ditargetkan rampung pada tahun 2042, dengan kapasitas kontainer mencapai 7,5 juta TEUs dan panjang dermaga mencapai 4.319 meter.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]