Adapun pengamatan di jalan nasional yang melintasi Kota Cirebon menunjukkan pemudik bermotor masih menjadi pemandangan umum. Banyak dari mereka membawa barang bawaan besar yang diikat di bagian belakang sepeda motor.
Bahkan, tidak sedikit yang membawa serta anak kecil tanpa perlindungan memadai seperti helm.
Baca Juga:
Pelarangan Study Tour Gubernur Jabar Ancam PAD Kabupaten Cirebon, Kadisparbud: Salah Kaprah
Kondisi ini membuat petugas dari Polres Cirebon Kota meningkatkan patroli dan pengawasan. Di beberapa titik, petugas tidak hanya mengatur arus lalu lintas, tetapi juga memberikan imbauan keselamatan kepada pemudik bermotor, terutama yang membawa penumpang anak-anak.
“Kami mengutamakan pendekatan persuasif agar masyarakat sadar pentingnya keselamatan selama perjalanan,” kata seorang petugas kepolisian yang berjaga di simpang Pemuda.
Tak hanya jalur utama, sejumlah ruas alternatif seperti Jalan Kalitanjung dan Jalan Perjuangan turut dipadati kendaraan. Walau arus relatif lancar, volume kendaraan cukup tinggi membuat laju kendaraan sesekali tersendat.
Baca Juga:
57 Persen Tiket KAI Daop 3 Cirebon Terjual, Puncak Kedatangan Pemudik 28 Maret 2025
Beberapa titik bahkan diberlakukan rekayasa lalu lintas berupa sistem buka tutup maupun pengalihan arah untuk mempercepat pergerakan dari arah timur ke barat, terutama kendaraan dari jalur Pantura yang masuk ke wilayah Kota Cirebon.
“Jalur Kalitanjung dipilih karena bisa memangkas waktu ke arah tol. Tapi hari ini padat juga. Kami harus antre hampir 20 menit di pertigaan sebelum masuk ke simpang jalan Perjuangan,” kata Dedi (42), pengendara asal Kuningan yang hendak menuju Cikampek.
Tingginya mobilitas kendaraan di sepanjang jalur mudik dan balik Lebaran turut memberikan efek domino terhadap aktivitas ekonomi lokal. Sejumlah titik peristirahatan seperti SPBU, warung makan, minimarket, dan toko oleh-oleh mengalami lonjakan pengunjung.