WahanaNews-Tasikmalaya | Di momen Idul Adha 1443 Hijriah, penjual dan produsen tusuk sate di Kota Tasikmalaya kewalahan melayani permintaan pesanan yang meningkat drastis.
Yanti, penjual tusuk sate warga Kampung Saguling, Baregbeg, Kabupaten Ciamis saat ditemui di rumah produksi tusuk sate Era Bambu Alami (EBA) Kampung Rahayu, Sukahurip, Tamansari, Kota Tasikmalaya mengaku kelimpungan menerima permintaan pesanan tusuk sate yang meningkat drastis.
Baca Juga:
Wali Kota Binjai Dan Wakil Walikota Shalat Ied Bersama Di Lapangan Merdeka
"Jelang Idul Adha peningkatan sangat drastis, di hari biasa saya bisa jual 50 kg tusuk sate, namun sekarang permintaan sampai 300 kg," ungkapnya kepada WahanaNews.co, Sabtu (9/10/2022) siang.
Peningkatan permintaan ini terjadi karena tradisi warga membuat sate setelah pembagian daging hewan kurban di momen Idul Adha.
Menurutnya permintaan datang dari beberapa pasar di Priangan Timur seperti Pasar Malangbong, Lewo, Ciawi, Singaparna, Ciamis, bahkan sampai Kota Banjar.
Baca Juga:
Polda Jawa Barat Bagikan 862 Hewan Kurban bagi Masyarakat
"Saya tidak dapat memenuhi permintaan dari beberapa pasar, walaupun saya sudah mencoba mencari ke beberapa pabrik yang ada di Tasik, tapi tetap permintaan pasar tidak dapat terpenuhi," terangnya.
Saat WahanaNews.co menemui Karto Widodo (49) yang akrab disapa Mas Dodo, pemilik produsen tusuk sate yang memiliki label EBA menyebut kapasitas produksi pabriknya hanya mampu menghasilkan sembilan kwintal per hari.
"Kita baru mampu produksi sembilan kwintal per hari, itu pun hanya untuk konsumen loyal, saya belum mampu memenuhi permintaan konsumen baru seperti yang datang menjelang Idul Adha," tandasnya.