WahanaNews Jabar | Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, hari ini mengantarkan 200 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia untuk mengikuti kegiatan Kampus Merdeka “Magang di Rumah Rakyat DPR RI”. Hal ini merupakan terobosan baru yang dilakukan DPR RI dalam menjawab tantangan Mendikbudristek untuk bekerja sama menjalankan program magang bersertifikat.
“Selamat datang di Rumah Rakyat, kalian akan merasakan bagaimana menjadi bagian dari proses perumusan kebijakan politik bangsa ini. Pengetahuan yang kalian terima di kampus, akan lengkap dengan ilmu dan pengalaman praktik yang kalian terima di sini,” tutur Ketua DPR RI, Puan Maharani menyambut kehadiran mahasiswa magang yang disampaikan secara daring, Rabu (29/9).
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
Menteri Nadiem dalam sambutannya mengatakan, “Banyak perusahaan yang menerima magang mahasiswa. Ternyata program ini untuk DPR RI menjadi rekor tersendiri karena berhasil mencetak jumlah pelamar sebanyak 17 ribu orang hingga aplikasinya terus disesuaikan untuk menampung animo mahasiswa yang begitu tinggi,” ujarnya secara luring di Gedung Nusantara V, DPR RI, di waktu yang sama, di Jakarta.
Sekretaris Jenderal DPR RI, Indra Iskandar dalam laporan menyebut, sebanyak 17 ribu mahasiswa melamar untuk bisa magang di DPR. “Mahasiswa sangat antusias memanfaatkan program ini untuk mengembangkan diri,” ucap Indra seraya mengatakan bahwa mahasiswa akan mendapat banyak pengetahuan tentang tugas dan fungsi DPR.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti, mendukung mahasiswa untuk magang di DPR RI. Menurutnya, kegiatan ini berdampak positif agar mahasiswa dapat merasakan dan menyelami sendiri situasi kerja di Rumah Rakyat. “Kita bebaskan mahasiswa untuk belajar politik, bagaimana DPR RI merumuskan kebijakan hingga menjadi sebuah keputusan, to know how to be a senator,” katanya.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp14,69 Triliun untuk Program KIP Kuliah 2025
Dijelaskan Ketua DPR RI, diskusi menjadi keharusan dalam penentuan kebijakan. “Diskusi menjadi bagian penting sebelum akhirnya mencapai titik temu terbaik. Dengar pendapat umum, berdialog dengan seluruh pemangku kepentingan dilaksanakan secara transparan bersama dengan pihak terkait mulai dari proses perencanaan, ditetapkan, dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan,” jelas Puan.
“Semoga kesempatan ini menjadi bekal berharga bagi mahasiswa. Bukan hanya sekadar mengejar SKS tapi kalian bisa memadukan teori di kampus dengan praktik yang dialami di sini sehingga kalian memahami bagaimana proses perjalanan lahirnya sebuah kebijakan,” harapnya.
Menteri Nadiem menjelaskan, tujuan kegiatan ini adalah agar mahasiswa merasakan kondisi pekerjaan di dunia nyata. Selain itu kata Nadiem, mahasiswa juga mendapatkan hak 20 SKS yang dikonversikan ke mata kuliah.