Kedua belas, PT PLN (Persero) melalui sub holding PLN Nusantara Power (PLN NP) menyepakati kerja sama dengan perusahaan asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte Ltd dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Ketiga belas, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Nusantara Power (PLN NP) menyepakati kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk dalam utilisasi Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) milik PLTA Bukit Asam sebagai bahan penetralisir air asam bekas tambang di wilayah konsesi pertambangan batu bara PT Bukit Asam.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Keempat belas, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Nusantara Power (PLN NP) menyepakati kerja sama dengan Korean Hydro & Nuclear Power (KHNP) Co. Ltd dalam menjajaki pra kajian kelayakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dengan teknologi small modular reactor.
Darmawan memaparkan, emisi yang dihasilkan dari sektor ketenagalistrikan Indonesia saat ini sekitar 260 juta metrik ton. Jika dibiarkan, maka jumlah tersebut akan meningkat menjadi 1 miliar metrik ton pada tahun 2060.
Untuk itu, PLN mengambil langkah agresif dengan mendesain ulang Rancana Usaha Pengadaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional dan menghapus rencana penambahan 13 Gigawatt (GW) pembangkit berbasis batubara. Langkah ini mampu menghindarkan emisi hingga 1,8 miliar metrik ton CO2.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Seperti kita ketahui bersama, saat ini kami bersama dengan Pemerintah Indonesia telah menyelaraskan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) paling hijau sepanjang sejarah di Indonesia. Kami bersyukur rencana heroik ini mendapatkan dukungan penuh dari komunitas global, sehingga dengan kolaborasi ini kami yakin akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan signifikan," ujar Darmawan.
PLN juga mengembangkan Accelerated Renewable Energy Development (ARED) untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Skema ARED secara agresif akan menambah kapasitas pembangkit PLN 75 persen dari energi terbarukan dan 25 persen dari gas.
"Dengan langkah yang apik serta dukungan penuh dari dunia internasional, PLN Optimis mampu mewujudkan trilema transisi energi, di mana energi yang kita hasilkan memiliki harga yang terjangkau oleh masyarakat (affordability), keamanan pasokan listrik (security), dan keberlanjutan (sustainability)," kata Darmawan.