Tanpa koordinasi lintas daerah yang kuat, lanjutnya, aglomerasi ekonomi yang diimpikan Rebana hanya akan menjadi konsep di atas kertas.
“Di sinilah pentingnya peran kepemimpinan daerah ke depan. Kami berharap kepala daerah hasil Pilkada 2024 mendukung penuh strategi percepatan ini, karena kepercayaan investor pasca Pilpres dan Pilkada sedang dalam momentum terbaiknya,” tambah Tohom.
Baca Juga:
Layak Dicontoh Wilayah Lain, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Desa Kertayasa Masuk Nominasi Pengelola Sampah Terbaik se-Jawa Barat
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch mengingatkan bahwa pengembangan kawasan seperti Rebana membutuhkan pendekatan berbasis aglomerasi ekonomi yang serius.
Menurutnya, Indonesia baru akan mampu bersaing dengan kawasan industri di Asia Tenggara jika mampu mengelola kawasan-kawasan pertumbuhan secara menyeluruh, mulai dari transportasi hingga pendidikan vokasional yang tepat guna.
“Kawasan Rebana adalah wajah masa depan industri Indonesia. Kalau gagal dikelola dengan prinsip-prinsip aglomerasi yang terstruktur, kita akan kalah bersaing dengan Vietnam atau Malaysia,” ujarnya tegas.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Percepatan Pembangunan Tol Siantar–Saribu Dolok Akan Permudah Akses Pelebaran Jalan Karo–Dairi–Pakpak
Ia menutup pernyataannya dengan menyerukan agar pemerintah segera menyiapkan peta jalan percepatan Rebana selama lima tahun ke depan, serta mengintegrasikan peran dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil dalam proses perencanaan dan pengawasan.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]