WahanaNews Jabar | Dikenal dengan banyak tempat wisata dan pesona alam yang indah, kota Bogor memiliki daya pikat bagi para wisatawan, dimana rata-rata masyarakat disana mengandalkan pemasukan dari wisatawan, tak terkecuali para pedagang di sekitar Kebun Raya Bogor.
"Tetapi sejak PPKM diberlakukan jumlah wisatawan turun drastis per harinya, bahkan pernah sampai tidak ada pengunjung yang datang" ujar Juju, salah satu pedagang di sekitar Kebun Raya Bogor mengutip detikcom.
Baca Juga:
6 Kebun Raya di Indonesia yang Cocok Dikunjungi Bareng Keluarga
Kebun Raya Bogor adalah salah satu contoh tempat wisata yang terdampak oleh PPKM. Tempat wisata ini sempat ditutup untuk umum karena kasus Covid-19 yang kian parah dan angka kasus yang terus meningkat.
Tetapi seiring jalannya waktu tempat ini pun dibuka kembali dengan memberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat. Salah seorang pedagang bernama Rosidin juga mengungkapkan bahwa selama PPKM mereka merugi dan sulit mendapatkan penghasilan.
"Yah kalau dibilang terdampak, ya terdampak banget kita para pedagang di sini. Apalagi pas PPKM kita nggak boleh berdagang, tapi gimana ya mas, kalau
kami nggak dagang kami mau makan apa" ujar Rosidin
Baca Juga:
Pengolahan Sampah di Kebun Raya Bogor Bisa Hasilkan 4 Ton Pupuk Kompos per Hari
Kebijakan ini sangat berdampak bagi mereka yang mengandalkan dan berkegiatan sehari-hari di luar ruangan, seperti para pedagang yang harus menjual barang dagangan mereka agar tetap bisa menyambung hidup.
Salah seorang penjual wortel, Yuni, seorang wanita paruh baya yang terus berjuang dalam mencari nafkah untuk keluarganya juga ikut menceritakan penggalan kisahnya.
"Ya kan kalo saya cuma ngandelin pengunjung yang dateng, kalo dulu mah banyak yang dateng terus bawa anak kecil, terus mereka mau ngasih makan rusa akhirnya beli wortel di saya deh, kalo sekarang ada juga sih tapi sehari bisa kehitung jari, kadang kita juga bigung kalo udah lama wortelnya busuk jadi harus nyari yang baru lagi" ungkap Yun.
Para pedagang sebenarnya setuju-setuju saja pada kebijkan PPKM untuk menekan laju penularan Covid-19. Tapi mereka banyak yang menyayangkan karena pemerintah kurang memerhatikan mereka, yakni tiada solusi jika mereka tidak boleh berdagang.
"Saya sih nggak mau muluk-muluk, semoga cepet selesai aja semuanya, semua aktivitas normal lagi ga ada ketakutan pas lagi dagang dan semoga bantuan sosial merata sampai ke semua orang" kata Agus, pedagang kue mochi. (JP)