Jabar.WahanaNews.co - Komitmen dari seluruh segenap anak bangsa terhadap pemberantasan korupsi harus dideklarasikan serentak secara nasional. Aksi ini harus berulang kali dilakukan sehingga tindakan pecegahan korupsi bisa terwujud.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Cecep Darmawan menjelaskan soal penindakan kasus korupsi yang harus dilakukan secara maksimal.
Baca Juga:
Terkait Korupsi KA, Kejagung Periksa Tiga Mantan Kepala BTP Sumbangut
"Betul harus ada kesepakatan seluruh elemen masyarakat agar korupsi menjadi musuh bersama atau endemik," papar Prof Cecep Darmawan, saat acara Diskusi Membangun Generasi Antikorupsi untuk Indonesia Emas yang diselengarakan Kaukus Jurnalis untuk Demokrasi, Jumat (2/2/2024).
Cecep menegaskan, bahwa korupsi menghasilkan kejahatan lainnya yang berdampak negatif pada setiap lini dan sendi kehidupan manusia. Bahkan, kata Cecep, dengan perilaku korupsi menyebabkan kemunduran moralitas sebagai individu manusia.
"Jadi korupsi menghasilkan kejahatan lain, misal korupsi pada bidang ekonomi sosial, dan bidang lainnya. Makanya harus ada gerakan moral dari masyarakat," jelasnya.
Baca Juga:
Korupsi Tata Niaga PT Timah, 3 Eks Kadis ESDM Babel Dituntut 6 Hingga 7 tahun Penjara
Terkait politik di negara kita, kata Cecep, partai punya peran penting dan harus dijadikan corong terdepan dalam anti korupsi.
"Partai yang punya integritas dengan publikasi dana kampanye misalnya, itu partai yang bagus. Tapi apakah sekarang saat ini transparan soal dana kampanye itu, apa rakyat bisa mengakses, nah hemat saya bersihkan dulu partainya, baru gerakan moral," terangnya.
Terkait pesta demokrasi yang memakan biaya besar, Prof Cecep menilai bisa Zero selama komitmen moral itu ada.
"Sekarang memang sulit pilihannya, mana cost politik besar atau tidak dipilih rakyat, mari kita bersama menggagas gerakan moral anti korupsi dari masyarakat dan kalangan milenial," paparnya.
Ketua Kaukus Jurnalis Demokrasi Jabar, Arief Pratama mengatakan bahwa gerakan anti korupsi di Jabar khususnya, harus terus digaungkan oleh semua elemen masyarakat.
"Anti korupsi harus terus digaungkan di Jabar, dari Jabar untuk Indonesia bersih bisa kita lakukan dengan bersama sama mendeklarasikan anti korupsi dalam hal apapun," jelas Arief.
Sementara itu, Fungsionaris PDIP, Abdi Yuhana mengatakan, salah satu bentuk dalam memberantas korupsi yakni bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia jangan selalu memakai sistem demokrasi mayoritas.
Misalnya, lanjut Abdi, pemilihan Gubernur secara langsung oleh rakyat, kemudian sistem kemenangan pemilihan 50 persen plus 1 dan lainnya.
"Pelaksanaan demokrasi mayoritas ini menjadikan biaya mahal dalam pertandingan demokrasi. Sehingga yang menjadi cenderung melakukan tindakan korupsi untuk mengembalikan modalnya dalam pemilihan," kata dia.
"Maka untuk menghindari tindakan pidana korupsi salah satu faktornya mengurangi sistem demokrasi mayiritas," imbuh Abdi.
Ketua pelaksana diskusi, Sonny BR mengatakan, diskusi ini sengaja dilakukan pihaknya dengan tujuan mencari cara untuk mencetak generasi antikorupsi. Karena dengan tindakan anti korupsi Indonesia emas akan tercapai.
"Di China itu untuk memulai pembangunan negaranya hingga menjadi sekarang, berawal bagaimana warganegaranya mempunyai sifat antikorupsi. Nah kita lagi mencari formula mencetak generasi Indonesia yang antikorupsi," ungkap Sonny.
Kegiatan Diskusi Publik oleh Kaukus Jurnalis Demokrasi Jabar ini, turut dihadiri kalangan milenial dari mahasiswa Kampus UPI dan Uninus.
[Redaktur: Mega Puspita]