WahanaNews-MAJALENGKA | Puncak ibadah haji di Tanah Suci telah selesai dijalani. Para jemaah haji dijadwalkan bergiliran segera kembali ke Tanah Air. Kelompok jemaah haji Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dijadwalkan bakal kembali ke Indonesia pertama kali pada tanggal 23 Juli 2022.
Menurut Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Majalengka, Heru Hoerudin mengatakan, jemaah haji asal Majalengka akan kembali dibagi dua kelompok penerbangan (kloter) dengan waktu yang berbeda seperti saat pemberangkatan.
Baca Juga:
Gelar Customer Gathering, PLN Sumedang Bersinergi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
"Kloter 11 tanggal 23 Juli 2022 dan kloter 39 tanggal 9 Agustus 2022," ujarnya, Senin (18/7/2022)
Petugas Haji Kloter 11 JKS asal Majalengka dari unsur Petugas Haji Daerah (PHD), Jejep Falahul Alam menyampaikan, saat ini para jemaah telah menuntaskan segala rangkaian ibadah haji selama di Tanah Suci.
Segala rangkaian ibadah itu selesai pada hari tasyrik. Rangkaian ibadah haji sendiri terdiri dari pelaksanaan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, bermalam di Mina, melempar jumrah di Jamarot, Mina dan tawaf ifadah serta tahalul di Mekkah.
Baca Juga:
Majalengka Miliki Desa Wisata yang Masuk Deretan 75 Terbaik se-Indonesia
"Rukun dan wajib haji sudah selesai semua waktu terakhir pas hari tasrik," ucap Jejep.
Kendati setelah melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, Jejep menyebut, para jemaah saat ini tinggal menunggu jadwal pemulangan sambil mengisi kegiatan bermanfaat selama di Arab Saudi.
"Kegiatan sekarang sambil menunggu jadwal pemulangan. Aktivitas sekarang diisi sama kegiatan-kegiatan bermanfaat atau ziarah ke tempat religi di Kota Mekah atau diisi melakukan silaturahmi dan tasyakuran," jelas dia.
Sementara, hingga saat ini, hanya ada satu orang calon jamaah haji asal Kabupaten Majalengka meninggal di tanah suci.
Yang bersangkutan merupakan calon jamaah berasal dari kloter 11, dan meninggal pada akhir Juni lalu.
Selain 1 orang meninggal, kata Jejep, 30 orang jamaah asal Majalengka saat ini mendapat pengawasan dari petugas.
Pasalnya, mereka dinilai memiliki resiko tinggi terlihat kesehatan.
"Secara keseluruhan, Alhamdulillah sehat. Tapi ada 30 jemaah dengan resiko tinggi mendapatkan pengawasan dari petugas haji," katanya. [tsy]