Ia menyebut, sinergi antara Perpres 87 Tahun 2021 dan RPJMD Kabupaten Majalengka menjadi bukti bahwa sinkronisasi pusat-daerah kini berjalan secara sistematis dan terarah.
“RPJMD Majalengka sudah mengakomodasi proyek-proyek prioritas, termasuk integrasi dengan RPJMN dan kebijakan provinsi. Ini yang saya sebut sebagai konvergensi perencanaan. Dengan mekanisme ini, Majalengka bukan sekadar mendapat proyek, tapi juga punya kepastian anggaran dan arah pembangunan,” paparnya.
Baca Juga:
Realisasi Kawasan Metropolitan Mebidang di Depan Mata, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Langkah Cepat Kapolrestabes Medan Tumpas Preman
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengungkapkan bahwa konektivitas antarkawasan di Rebana akan mengalami percepatan dengan hadirnya Jalan Tol Kertajati–Indramayu, proyek Kereta Cepat Bandung–Kertajati–Arjawinangun, serta pembangunan jalan lingkar selatan Majalengka.
“Dalam konteks aglomerasi, pembangunan konektivitas fisik adalah syarat mutlak. Tapi yang lebih penting adalah penciptaan jejaring ekonomi antarwilayah. Dengan jaringan ini, efek berganda dari investasi akan lebih terasa dan merata,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya proyek kawasan pertanian terpadu di empat klaster (Argapura, Banjaran, Lemahsugih, dan Sindangwangi) serta penetapan Majalengka sebagai lokasi industri tebu dalam RPJMN.
Baca Juga:
Jadikan Dukuh Atas Kawasan Terintegrasi, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Langkah Pemprov Jakarta Dukung Percepatan Pembangunan Aglomerasi Jabodetabekjur
“Dengan ini, Majalengka memiliki keseimbangan antara sektor agrikultur dan industrialisasi. Di situlah kekuatan sejati pembangunan Rebana ke depan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Majalengka, Yayan Somantri, menjelaskan bahwa dari total 18 PSN yang akan dibangun, 11 telah masuk kategori prioritas pertama (P1).
Beberapa proyek utama meliputi pembangunan kampus Polman Bandung, SPAM Cilongkrang, dan penanggulangan banjir di sekitar BIJB.