Jabar.WAHANANEWS.CO - Majalengka kian meneguhkan posisinya sebagai salah satu poros utama pembangunan nasional.
Dengan ditetapkannya 18 Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah ini, 11 di antaranya berstatus prioritas pertama (P1) yang ditargetkan rampung paling lambat 2026, organisasi relawan nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyambut optimistis langkah ini sebagai bukti konkret percepatan pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana.
Baca Juga:
Realisasi Kawasan Metropolitan Mebidang di Depan Mata, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Langkah Cepat Kapolrestabes Medan Tumpas Preman
Mereka menilai, arah kebijakan pembangunan nasional yang diletakkan oleh pemerintahan Presiden Jokowi telah memberi landasan kuat bagi keberlanjutan visi besar Prabowo-Gibran dalam mewujudkan Indonesia Maju dari daerah.
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, mengatakan bahwa kebijakan tersebut bukan hanya menandai masuknya Majalengka dalam peta strategis nasional, tetapi juga menempatkannya sebagai episentrum pertumbuhan baru di Jawa Barat.
“Dengan adanya PSN di sektor pendidikan, air bersih, pertanian, infrastruktur dan kawasan industri, kita tidak lagi bicara rencana. Ini sudah pada tahap pelaksanaan. Artinya, pemerintah serius menjadikan Majalengka sebagai katalisator pertumbuhan kawasan Rebana,” ujarnya.
Baca Juga:
Jadikan Dukuh Atas Kawasan Terintegrasi, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Langkah Pemprov Jakarta Dukung Percepatan Pembangunan Aglomerasi Jabodetabekjur
Tohom menilai bahwa proyek seperti pembangunan Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung, SPAM Cilongkrang, serta program mitigasi banjir di kawasan Bandara Kertajati merupakan fondasi strategis untuk membangun daya tahan wilayah dalam menghadapi tantangan urbanisasi dan industrialisasi.
“Yang menarik, pemerintah pusat dan daerah juga mulai mendorong inisiatif yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, seperti Sekolah Rakyat dan pengembangan Pasar Induk Sayur. Ini pendekatan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, sangat selaras dengan visi kerakyatan yang diusung Prabowo-Gibran,” tambahnya.
Menurut Tohom, keberadaan 11 PSN prioritas ini akan mengubah wajah Majalengka secara menyeluruh.
Ia menyebut, sinergi antara Perpres 87 Tahun 2021 dan RPJMD Kabupaten Majalengka menjadi bukti bahwa sinkronisasi pusat-daerah kini berjalan secara sistematis dan terarah.
“RPJMD Majalengka sudah mengakomodasi proyek-proyek prioritas, termasuk integrasi dengan RPJMN dan kebijakan provinsi. Ini yang saya sebut sebagai konvergensi perencanaan. Dengan mekanisme ini, Majalengka bukan sekadar mendapat proyek, tapi juga punya kepastian anggaran dan arah pembangunan,” paparnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengungkapkan bahwa konektivitas antarkawasan di Rebana akan mengalami percepatan dengan hadirnya Jalan Tol Kertajati–Indramayu, proyek Kereta Cepat Bandung–Kertajati–Arjawinangun, serta pembangunan jalan lingkar selatan Majalengka.
“Dalam konteks aglomerasi, pembangunan konektivitas fisik adalah syarat mutlak. Tapi yang lebih penting adalah penciptaan jejaring ekonomi antarwilayah. Dengan jaringan ini, efek berganda dari investasi akan lebih terasa dan merata,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya proyek kawasan pertanian terpadu di empat klaster (Argapura, Banjaran, Lemahsugih, dan Sindangwangi) serta penetapan Majalengka sebagai lokasi industri tebu dalam RPJMN.
“Dengan ini, Majalengka memiliki keseimbangan antara sektor agrikultur dan industrialisasi. Di situlah kekuatan sejati pembangunan Rebana ke depan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Majalengka, Yayan Somantri, menjelaskan bahwa dari total 18 PSN yang akan dibangun, 11 telah masuk kategori prioritas pertama (P1).
Beberapa proyek utama meliputi pembangunan kampus Polman Bandung, SPAM Cilongkrang, dan penanggulangan banjir di sekitar BIJB.
Selain itu, Pemkab tengah mengusulkan proyek tambahan dalam revisi Perpres 87, seperti kawasan pertanian terpadu dan pengembangan Pasar Ternak Bojong Cideres menjadi pasar induk sayur mayur regional.
Pemkab juga memastikan bahwa seluruh proyek telah tertuang dalam dokumen RPJMD Majalengka dan telah diselaraskan dengan RPJMD provinsi serta RPJMN pusat.
“Kami tagging semua proyek prioritas ke dalam sistem perencanaan agar pembangunan berjalan simultan dari pusat hingga kabupaten,” pungkas Yayan.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]