Jabar.WahanaNews.co - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN menegaskan, penambahan pembangkit baru di Indonesia pada tahun 2040 akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 persen. Sementara sisanya atau 25 persen berbasis pada gas.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengungkapkan, komitmen PLN ini sejalan dengan peta jalan transisi energi guna mencapai Net Zero emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Komitmen ini juga berkaitan dengan upaya memitigasi perubahan iklim.
Adapun, Perseroan bersama Pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) terhijau sepanjang sejarah yang telah diselaraskan dengan Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
”Ini adalah tantangan besar. Hari ini, saya harus memberitahu semuanya, bahwa bumi sedang memanas dan kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca dan PLN berkomitmen penuh untuk melakukan hal tersebut,” ujar Darmawan dalam keterangannya, dikutip Senin (13/5/2024).
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Selain itu, PLN juga telah menandatangani kerja sama dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait tata kelola satu data pengendalian perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik.
Darmawan Prasodjo menjelaskan, kerja sama ini guna mensinergikan program kedua belah pihak terkait kegiatan pelaporan, verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK), dan implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dalam rangka pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC).
Serta peningkatan tata kelola pengendalian perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik.