WahanaNews-Sukabumi | Beberapa waktu lalu Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar merayakan sewindu UU Desa di Kampung Adat Ciptagelar di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kunjungan itu dilakukan menggunakan mobil dengan jarak tempuh 6 jam perjalanan.
Untuk diketahui, kasepuhan ini bisa ditempuh dengan mobil dengan waktu tempuh 6 jam dari Jakarta dengan jarak sekitar 170 kilometer. Diketahui, Gus Halim ditemani istri tercintanya Lilik Umi Nashriyah. Alasan Gus Halim menggunakan mobil terungkap saat awak media membandingkan kedatangan Ridwan Kamil yang menggunakan helikopter saat mengunjungi Kampung Adat Ciptagelar beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Terancam Banjir Rob, Ekonomi Jakarta Bisa Boncos Rp 10 Triliun
"Ya kalau kita ingin menghayati betul ya harus jalur darat supaya bisa mampir. Tadi saja mampir ke balai Desa Sinar Resmi. Kemudian di situ ketemu dengan warga masyarakat juga dan betul-betul juga mempertahankan adat budayanya," kata Gus Halim, Sabtu (15/1/2022).
Gus Halim mengungkap, ia sempat berkomunikasi dengan warga dan aparat desa juga pemangku adat setempat. Dengan jalur darat, ia merasakan dan mendengar langsung apa yang diinginkan oleh masyarakat.
"Kemudian di ladang sempat mampir dan ngobrol sejenak, dan itu yang sebenarnya yang kita cari. Supaya di situlah tugas menteri desa, justru kalau menteri desa naik heli itu enggak boleh karena dengan perjalanan panjang itu kita bisa berhenti disemua titik yang memamg perlu untuk dikunjungi," ujarnya.
Baca Juga:
Tak Ajukan Pinjaman, 5 Warga Probolinggo Syok Tiba-tiba Punya Utang Rp 25 Juta
Gus Halim menjelaskan kedatangannya ke Kampung Adat Ciptagelar adalah kunjungan pertamanya, tidak hentinya Gus Halim memuji soal ketahanan pangan di Kampung Adat tersebur.
"Ini kunjungan pertama, ya saya sampaikan sama Abah Ugi tadi, pertama urusan ketahan pangan urusan yang selalu kita omongkan, tapi disini kita praktikan. Bahkan warga masyrakat di Kasepuhan Ciptagelar ini tadi diceritakan ya tentunya kita berharap, tapi seandainya terjadi kesulitan pangan 5 tahun kedepan saja, itu sudah dihitung dari sekarang," ungkap Gus Halim.
"Ini kelebihannya. dan itu merupakan warisan leluhur yang bisa dipertahankan dibawah kepemimpinan abah ugi dan itulah yang kemudian di semua daerah dengan kekhasan masing-masing. Kearifan lokal masing-masing saya mengajak untuk ayo dipertahankan, dilestarikan bahkan dikembangkan supaya kita semua menyatu dengan alam," sambung dia.
[kaf]