WahanaNews-Sukabumi | Jumat (4/2/2022), Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Sukabumi, Andri Setiawan, mengatakan isu krisis pangan dapat diantisipasi dengan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPP).
"CPP diperuntukkan bagi korban bencana alam maupun untuk mengantisipasi kerawanan pangan dengan jatah CPP untuk satu jiwa sebanyak 32 kilogram beras," kata Andri, Jumat (4/2/2022).
Berdasarkan data yang dimilikinya, pada 2021 cadangan pangan pemerintah sudah terserap hampir 90 persen dari jumlah yang disediakan sebesar 23 ton. Sedangkan sisa CPP sekitar 500 kilogram sampai 1 ton digunakan untuk memenuhi kebutuhan di awal 2022.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
"Jadi ada sisa sekitar 500 sampai 1 ton. Itu kan ketika belum anggaran berlangsung (kita berikan). Januari ada yang longsor dan bencana dari lurah kepada kita dan kita langsung (berikan bantuan pangan)," ujarnya.
Dia menjelaskan stok cadangan pangan pemerintah saat ini yang dikelola oleh DKP3 dapat mencukupi kebutuhan masyarakat selama satu tahun. Jika terjadi krisis pangan, pihaknya akan mengantisipasi hal tersebut bersama dengan Pemprov Jabar.
Selain mempertahankan stok cadangan pangan yang ada saat ini, pihaknya menyosialisasikan Indeks Pertanaman (IP) Padi 400. Dalam waktu dekat, Andri akan mencanangkan metode IP 400.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
"Kita mendukung program Pemerintah Pusat IP 400. Kenapa? Jadi IP 400 itu yang biasanya kita satu tahun panen tiga kali nah sekarang satu tahun empat kali. Kita melihatnya karena bertambahnya penduduk, minimal ketersediaan pangan ada," kata Andri.
Sekedar informasi, IP 400 merupakan program yang digulirkan oleh Kementerian Pertanian. Sistem pertanaman padi empat kali setahun itu tujuannya untuk meningkatkan produksi padi dan ketahanan pangan nasional serta kesejahteraan petani.
[kaf]