“Dulu pernah disurvei, panjang salurannya sekitar 2,5 km, dan mengairi sawah sekitar 45 hektare. Kondisi salurannya ada yang longsor, ada yang rusak ada juga yang hilang,” paparnya.
Menurut Samsudin, permasalahan utamanya adalah saluran pembawa dimulai dari bangunan penangkap air (intake) untuk mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah, karena Situ Leutik merupakan sumber air untuk membagi persawahan.
Baca Juga:
Kementerian PU Modernisasi Daerah Irigasi Rentang di Jawa Barat
“Untuk fasilitas saluran di persawahan sudah ada, dan masih bisa digunakan. Hanya sumber airnya yang belum ada, kondisi sumber air dari situ leutik memadai, meskipun kemarau,” pungkasnya.
Salah satu warga berharap, agar Pemkot Banjar, segera memperbaiki drainase yang rusak karena sangat dibutuhkan oleh para petani. Jika drainase itu bagus para petani pun dalam satu tahun setidaknya bisa menanami areal sawah 2 kali.
“Itu sangat dibutuhkan oleh petani. Saya minta Pemkot Banjar peka dan segera memperbaiki drainase yang rusak,” imbuh warga yang mengaku Bernama Cecep. (rsy)