WahanaNews Jabar-Banten | Penduduk Mesir sebagian besar tinggal di sepanjang Sungai Nil, delta, atau muaranya. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia.
Sungai Nil memiliki panjang 6.650 kilometer dan melintas sepanjang sembilan negara, demikian dikutip dari buku Dua Sahara: Romansa Giza hingga Thursina karangan Owen Putra dan Raviyanto. Kesembilan negara yang dilintasinya adalah Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, dan Mesir.
Baca Juga:
Buyer Mesir Minati Gaharu Indonesia
Kata "Nil" berasal dari bahasa Yunani, "Neilos" yang berarti lembah sungai.
Sejarawan Yunani, Herodotus menyebut "Egypt is the gift of the Nile" atau "Mesir adalah anugerah Sungai Nil". Maksudnya, jika tidak ada Sungai Nil, maka peradaban Mesir juga tidak ada.
Peradaban Mesir Kuno sendiri adalah peradaban tertua di dunia. Kehidupan Mesir Kuno ditopang oleh Sungai Nil.
Baca Juga:
Presiden Mesir Mendesak Mediasi Internasional untuk Gencatan Senjata di Gaza
Namun, apakah detikers tahu, bahwa sebagian besar penduduk Mesir hingga kini tinggal di sepanjang Sungai Nil, delta, serta muaranya? Tercatat dalam buku Serba Tahu Tentang Dunia tulisan Suhardi, 99% masyarakat Mesir tinggal di kota-kota sepanjang Sungai Nil dan Terusan Suez.
Pengendapan yang telah terjadi mulai ribuan tahun lalu membuat tepian kanan dan kiri Sungai Nil amat subur untuk bertani. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, dibandingkan sektor yang lain. Beberapa hasil pertaniannya adalah jeruk, kapas, padi, dan tebu.
Kembali pada buku Dua Sahara Romansa Giza hingga Thursina, Sungai Nil mengalir tepat di pusat negeri. Hampir seluruh aktivitas penduduk Mesir bergantung pada sungai ini. Ketika kemarau, airnya tidak pernah kering.