Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengungkapkan dalam setiap zaman, bahasa Sunda di Sukabumi mengalami perkembangan.
Sebagai contoh, ada empat prasasti yang ditemukan di Cibadak pada 1889, coraknya Jawa Timur-an karena pernikahan politis rajanya. Prasasti itu dibuat tahun 1030 masehi, namun dapat diterjemahkan oleh orang Sukabumi yaitu Patih Sukabumi Soeria Natalegawa atas permintaan Dr Lord deu Brandes melalui asisten Residen Sukabumi.
Baca Juga:
Polda Metro Sarankan Pihak yang Merasa Dirugikan Arteria Adukan ke MKD
"Saat masa pengaruh Mataram, bahasa Sunda mengalami tekanan kuat yang mengubah egalitarianism-nya menjadi undak usuk dengan tingkatan-tingkatan tertentu.
Tetangga Sukabumi, Cianjur, mendapatkan pengaruh kuat karena trah Wiratanudatar mempunyai hubungan dengan pemerintahan Mataram pada masanya," kata Irman, Rabu, 19 Januari 2022.
Dalam prosesnya, bahasa Jawa banyak digunakan menak Sunda sebagai bahasa pengantar. Herbert de Jager (1636-1694), seorang sarjana Belanda pada awalnya masih menyebut sebagai zondase taal, namun Raffles kemudian menyebut bahasa Sunda sebagai dialek karena sangat sedikitnya pengguna bahasa Sunda saat itu.
Baca Juga:
Arteria Dahlan Jadi Bahan Candaan saat Rapat DPR Dengan Kapolri
Irman berujar hal tersebut terjadi akibat kekaguman orang Eropa terhadap budaya jawa di masa Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC dan perilaku bangsawan Sunda sendiri yang suka menggunakan bahasa Jawa serta melayu dalam hubungan formal.
Andries De Wilde pemilik partikelir Soeka Boemi mengatakan: "Bupati di wilayah Sunda lebih suka menggunakan bahasa Jawa dalam surat menyurat mereka dengan sesamanya, bahkan jika ada surat untuk bupati ditulis dalam bahasa Sunda maka akan di-Jawa-kan."
"Maka tak heran jika C Albers seorang peneliti Belanda yang bermukim dan mempelajari sastra Sunda di Cianjur pada 1884, menyebutkan ketika awal interaksi orang Belanda dengan masyarakat Sunda terjadi, bahasa Sunda sudah "rusak" akibat pengaruh bahasa Jawa Mataram dan bahasa melayu," kata Irman yang sudah menulis beberapa buku, salah satunya buku "Soekaboemi the Untold Story".