Jusuf sempat menolak, namun Airlangga tetap tidak mau. Akhirnya disepakati, biaya pembangunan Masjid tersebut diganti Airlangga, dan Jusuf Hamka akan membangun Masjid baru di tempat lain dengan dana tersebut.
Jusuf yang masih ragu sempat mempertanyakan lagi pada Airlangga apakah dia yakin, karena arsitektur Masjid yang bergaya oriental bisa menjadi kontroversi, apalagi Airlangga adalah pejabat publik yang juga politisi.
Baca Juga:
Soal Aturan Speaker Masjid, Jubir Kemenag Sebut Gus Miftah Gagal Paham
Namun Airlangga menjawab hal itu tidak menjadi masalah baginya. Mau arsitekturnya bergaya apapun selama tidak melanggar aturan agama dan fungsinya tetap sebagai tempat ibadah umat muslim.
"Beliau bilang, di sinilah kita tunjukkan bahwa pemimpin harus berani memulai keberagaman, dari hal-hal yang kecil dulu," kata Jusuf.
Airlangga pun meminta Jusuf tetap melanjutkan pembangunan masjid bergaya oriental tersebut sesuai rencana. Jusuf mengaku saat itu, dalam hati ia memuji keberanian Airlangga.
Baca Juga:
Remaja Diduga Masih SMP Lecehkan Perempuan Lagi Sholat di Masjid Agung Praya Lombok
"Ternyata, setelah Masjid ini diresmikan pada tanggal 8 April, enggak ada tuh yang protes, enggak ada tuh yang nyinyir, enggak ada juga yang ngebully. Malah semua bersyukur, karena semua orang pengguna jalan yang mau ke Jakarta, kadangkala waktunya salat, berhenti di sini, memanfaatkan masjid ini. WC nya bersih, tempat wudhunya bersih, tangganya pun juga berbeda, ada tangga buat pria, tangga buat wanita," tutur Jusuf.
Jusuf juga menceritakan, kalau dana yang diberikan Airlangga untuk mengganti biaya pembangunan Masjid berlebih. Namun Airlangga meminta Jusuf mempergunakannya untuk membangun warung pojok halal di dekat Masjid.
"Jadi warung pojok halal itu duit dari beliau. Bikinin warung supaya orang yang main ke sini bisa ada tempat makan dan minumnya, biar gak jauh-jauh," ujarnya.