WahanaNews-Jatinangor | Orang tua bocah yang tewas akibat tembok penahan tanah, Iyan Suryana dan Heti tidak kuasa menahan kesedihannya saat menyaksikan anaknya Amera Azka Dina dimasukan ke dalam liang lahat.
Amera dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Ciherang, Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang sekitar pukul 07.30 WIB.
Baca Juga:
Lima Pimpinan Baru KPK Ditetapkan, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
Ratusan warga tampak turut mengantarkan jenazah Amera saat hendak dikebumikan. Dengan diiringi doa, jasad Amere pun dibopong oleh salah seorang keluarganya menuju pemakaman.
Ayah korban tampak tidak kuasa untuk melangkah saat mengantarkan jasad anaknya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Begitu pun dengan ibunya yang mesti dibopong saat ingin melihat buah hatinya itu untuk terakhir kalinya.
Saat prosesi menguburkan selesai, isak tangis dari ibu sang bocah pun pecah. Sambil terisak-isak, ia duduk terkulai di depan pusara anaknya.
Baca Juga:
Penjualan Anjlok, Pizza Hut Indonesia Tutup 20 Gerai dan Pangkas 371 Karyawan
Begitu pun dengan ayah korban yang tampak lemas saat berdiri di atas pijakannya. Lengannya tampak diapit oleh dua orang pria untuk membantunya tetap ajeg berdiri.
Prosesi pemakaman pun selesai sekitar pukul 08.30 WIB. Ibu sang bocah pun pada akhirnya pingsan dan harus dibopong saat harus kembali menuju ke rumah duka.
Adi Nugraha (38), adik dari ayah korban mengaku turut kehilangan atas meninggalnya Amera atau keponakannya tersebut. "Amera itu anak dari kakak kandung saya dan ia sedang lucu-lucunya," ujarnya kepada detikjabar di lokasi pemakaman, Minggu (24/4/2022).
Ia menuturkan, saat kejadian, Amera bersama ibunya memang sedang mengunjungi rumah kakeknya. Kunjungan itu biasa dilakukannya setiap akhir pekan.
"Jadi selalu rutin, kalau Sabtu Minggu Amera dan ibunya mengunjungi rumah kakeknya," terangnya.
"Ayah dan ibu Amera sendiri tinggal di daerah Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, Sumedang," Adi menambahkan.
Meski masih sedikit tidak percaya bahwa keponakannya telah tiada. Namun, ia berupaya untuk turut ikhlas.
"Siangnya kakak saya mengantarkan istri dan anaknya itu ke sini, jam 7.30 malam dapat kabar musibah ini," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah rumah warga di Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang porak poranda akibat tertimpa tembok penahan tanah (TPT) di belakang rumahnya, Sabtu (23/4/2022) malam.
Dalam kejadian ini, satu orang bocah berusia tiga tahun yang bernama Amera meninggal dunia. Sedangkan ibunya Heti (40) dan neneknya Isah (72) mengalami luka-luka.
Berdasarkan informasi yang diterima wartawan dari keluarga korban, kondisi sang bocah sempat kritis dan dirawat di RSUD Sumedang dengan ditemani ibunya yang mengalami luka ringan. Sementara neneknya dirawat di sebuah klinik di Kecamatan Rancakalong.
Rumah yang tertimpa TPT diketahui miliknya Bapak Onda yang tidak lain suami dari Isah. Rumah tersebut sering dikunjungi anak dan cucu-cucunya setiap akhir pekan. [rda]