WahanaNews-Jatinangor | Dampak kenaikan harga gas elpiji non subsidi di Jatinangor Sumedang belum terlihat.
"Malah belum ada yang beli sama sekali," kata Ade Hendra (31) petugas di SPBU milik PT Al Masoem di Cipacing, Jatinangor, Minggu (27/2/2022).
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Harga gas elpiji di Indonesia naik sebesar 21 persen dari harga tahun sebelumnya.
Kenaikan ini dipicu oleh naiknya harga minyak dan gas dunia.
Di Jatinangor, meski belum terjadi transaksi gas non subsidi, namun harga baru gas elpiji telah diterapkan.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Untuk tabung gas elpiji 12 kilogram, harganya naik menjadi Rp 196 ribu dari harga sebelumnya Rp 171 ribu.
Gas elpiji tabung 5,5 kilogram harganya menjadi Rp 93 ribu dari yang semula Rp 82 ribu.
"Kenaikan hanya pada non subsidi. Sedangkan yang tiga kilogram harganya tetap," kata Ade.
Menurut Ade, pelanggan gas non subsidi di Jatinangor kebanyakan adalah pengelola rumah makan, hotel, katering, meski ada juga pribadi.
"Baru ditetapkan hari ini kan kenaikan, jadi belum terlihat efeknya. Tapi, stok kami selalu ada," katanya.
Dia mengatakan, gas elpiji non subsidi biasanya terjual 1 hingga 5 tabung per hari. [rda]