WahanaNews-Jatinangor | Seorang guru honorer bernama Teguh Aji Wijaya atau yang akrab dipanggil Kang Entog sukses berternak entog. Ditemui secara pribadi di peternakannya yang bernama Family Farm, bertempat Didusun Cipicung Desa Sukatani Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, Minggu (23/5/2022), Kang Entog menceritakan tentang bagaimana berternak entog.
“Berternak entog hampir sama dengan beternak unggas pada umumnya, butuh sabar dan lupa. Sabarnya, waktu panen bukan tergantung pada umur tapi tergantung dari permintaan pasar sehingga panen diusia berapapun memiliki harga masing-masing yang cenderung terus naik, dengan sedikit sabar harga naik, keuntungan naik,” tuturnya.
Baca Juga:
Skandal Uang Damai, Kapolsek Baito dan Kanit Reskrim Dicopot dari Jabatan
Kalau untuk lupa, ia menjelaskan, fokus kita sebenarnya bukan entognya tapi ekosistem dipeternakan kita. Khususnya di Family Farm, fokusnya adalah ayam petelur. Sedangkan entog adalah sisa pakai “apapun” dari ayam.
Ia melanjutkan, Entog adalah salah satu jenis unggas yang tak perlu dimanja baik untuk pakan dan perawatan. Untuk pakan entog secara khusus itu tidak ada, namun untuk alternatif itu banyak di ekosistem perternakan yang kita kembangakn sendiri.
Dengan tetap menjaga kulitas perawatan ayam petelur dan perternakan maka secara otomatis merawat ekosistem sekaligus entog itu sendiri.
Baca Juga:
Jaksa Tuntut Lepas Guru Supriyani dari Seluruh Dakwaan Kasus Kekerasan Anak
Kang Entog menambahkan bahwa untuk bisa seperti sekarang itu butuh 1 bulan sakit dirumah dan 3 minggu perawatan di rumah sakit.
“Pada awal saya membangun Family Farm banyak tantangan yang saya hadapai dari mulai kelangkaan pakan, kematian unggas, kegagalan konsep kandang dan lain-lain. Dikarenakan saya tidak punya mentor selain dari youtube maka banyak kegagalan yang saya alami sehingga membuat saya hampir sakit tipes 2 bulan dirumah dan di rumah sakit dikarenakan beban pikiran dan kelelahan. Alhmdulillaah itu sebanding dengan hasil yang sekarang saya dapatkan, dibandingkan dengan penghasilan sebagai guru honor berternak entog jauh lebih menghasilkan,” katanya.
Diakhir wawancara kang entog mengajak kepada para pemuda untuk berani ikut berternak unggas.
“Saya mengajak rekan-rekan semua untuk ikut berternak unggas. Saya mengakui, ini memang berat tapi percayalah beternak unggas tidak seberat menggeser gunung Tampomas. Saya membuka kursus beternak unggas dengan metode “ekosistem cuan” maksudnya setiap apa yang dimakan dan dihasilkan di perternakan akan menjadi keuntungan, tidak ada sumber daya yang terbuang percuma. Dengan adanya kursus ini teman-teman tidak perlu sampai dirawat Dua bulan karena tipes silahkan hubungi 08594359595 untuk belajar secara langsung,” tutupnya. [jat]