WahanaNews-Jatinangor | Para sivitas akademika bisa menciptakan inovasi keren yang membantu kehidupan masyarakat karena berbagai ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi.
Seperti yang dibuat tim dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad). Mereka berhasil menciptakan stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station) yang dipasang di atap Gedung Dekanat kampus Jatinangor.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Stasiun ini mampu memantau kondisi cuaca di kawasan Jatinangor secara otomatis dan lengkap.
Kepala Laboratorium Hidrogeologi dan Geologi Lingkungan FTG Unpad Yudhi Listiawan mengatakan, alat ini mampu menangkap data kondisi cuaca secara berkala (realtime).
Bisa ketahui kondisi cuaca secara berkala.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Yudhi menerangkan, alat berjenis Davis Vantage Pro Seri 6152 tidak hanya digunakan untuk mengukur curah hujan.
"Di dalam alat ini juga terdapat berbagai sensor iklim yang terintegrasi. Yaitu curah hujan, kelembapan, suhu, kecepatan angin, dan arah angin," kata Yudhi seperti dikutip dari laman Unpad, Selasa (21/12/2021).
Menurut Yudhi, dengan kelengkapan pada alat tersebut, stasiun cuaca otomatis ini mampu menyajikan data primer untuk mengetahui kondisi cuaca di Jatinangor secara berkala.
Selain itu, alat juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas riset terutama yang berkaitan dengan sumber daya air. Salah satunya analisis keseimbangan air tanah di kawasan Jatinangor.
Melalui data tersebut, lanjut Yudhi, peneliti bisa menghitung berapa persen air yang akan meresap di tanah dan berapa persen yang mengalir di permukaan saat hujan tiba. Hitungan matematika ini juga dipengaruhi kondisi tata guna lahan di Jatinangor.
Data yang ditangkap alat ini kemudian masuk ke data logger yang tertanam pada konsol dan dapat dilihat atau diunduh oleh pengguna kapan saja.
"Kalau biasanya alatnya manual, jadi datanya harus dicatat manual. Kalau ini secara otomatis datanya masuk ke konsol dan bisa di-download secara realtime," ungkap Yudhi.
Hasil dari analisis tersebut menjadi menjadi rekomendasi bagaimana upaya yang tepat dalam melakukan konservasi air di Jatinangor.
Bisa mengetahui potensi banjir.
Yudhi menambahkan, upaya ini penting dilakukan mengingat kawasan Jatinangor merupakan kawasan yang tumbuh. Sehingga kebutuhan air tanah akan terus meningkat.
Selain riset di bidang sumber daya air, data dari stasiun cuaca otomatis ini juga bisa digunakan untuk mengetahui potensi banjir berdasarkan data intensitas curah hujan.
Yudhi menyampaikan, alat tersebut memiliki keunggulan dibandingkan stasiun pengukur curah hujan lainnya, yakni data intensitas curah hujan disajikan secara berkala. Data stasiun curah hujan rata-rata per hari. Melalui AWS, data disajikan setiap 30 menit, sehingga intensitas hujan bisa lebih detail terlihat.
"Data ini bisa menjadi early warning, kalau intensitas hujannya tinggi, maka siap-siap (di wilayah bawah) ada potensi banjir," beber Yudhi.
Ke depan, data yang diperoleh dari stasiun cuaca otomatis akan disajikan secara berkala di laman FTG Unpad.
Sehingga siapapun yang membutuhkan data cuaca dapat menggunakan data pada laman tersebut.
"Selama ini kita kesulitan memperoleh data primer lengkap. Hanya ada data curah hujan, tetapi data temperatur, kelembapan, dan data lain untuk menghitung kesetimbangan air secara presisi sangat susah," tandas Yudhi. [rda]