WahanaNews-Jatinangor | Faktor utama yang memengaruhi kesuburan wanita adalah usia. Memasuki usia paruh baya, tingkat kesuburan wanita mulai mengalami penurunan.
Di usia 50 tahun, masa subur wanita terbilang sangat rendah, bahkan bisa dikatakan sudah mencapai batas usia wanita bisa hamil.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Namun tidak demikian halnya dengan wanita asal Amerika Serikat, Carolyn Aronson. Dia melahirkan bayi keduanya dalam usia 54 tahun.
Carolyn, warga South Carolina menikahi Jeff -suaminya, selama tujuh tahun. Pasangan itu mengaku membutuhkan tambahan momongan.
"Tiga anak tertua adalah anak tiri saya yang berusia 17, 19, dan 21 tahun, dan saya mempunyai anak perempuan berusia 14 tahun," kata Carolyn.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
"Saya hamil di saat negara ini mengalami lockdown karena Covid-19."
"Saat saya melahirkan putri pertama pada usia 40 tahun, saya sibuk memulai bisnis, dan fokus saya bukanlah kehamilan saya," imbuh wanita tersebut.
"Dengan kehamilan sekarang ini, saya jauh lebih damai, dan temperamen Aliya -sang bayi- menunjukkan dia anak yang tenang. Kami merasa sangat diberkati."
Risiko kehamilan setelah usia 50 tahun
Bukan tidak mungkin bagi seorang wanita untuk hamil setelah usia 50 tahun.
Namun, di usia tersebut kualitas sel telur wanita sudah menurun, sehingga wanita yang hamil di atas usia 50 tahun perlu menggunakan sel telur donor.
Demikian dijelaskan Lauren Bishop, ahli endokrinologi reproduksi di Columbia University Fertility Center.
Menurut Bishop, wanita berusia di atas 50 tahun berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti tekanan darah tinggi, preeklamsia, dan kelahiran prematur.
Oleh karenanya, dokter kandungan akan mengecek terlebih dahulu kondisi kesehatan wanita sebelum merencanakan kehamilan.
"Untuk memiliki bayi yang sehat, langkah pertama adalah memastikan kita memiliki ibu yang sehat," kata dia.
Carolyn pun mengaku sadar akan kondisi kesehatannya. Kehamilannya juga sudah mendapat lampu hijau dari spesialis kesuburan, dan terjadi tanpa komplikasi.
Dikatakan Carolyn, masa-masa di mana dia harus menunggu untuk memiliki anak membuat dia lebih hadir sebagai seorang ibu.
"Saya adalah manusia yang lebih baik pada usia 40-54 tahun daripada saat saya berusia 20-an atau 30-an," ujar Carolyn.
Mimpi yang menjadi kenyataan
"Saya tidak dapat memberi tahu berapa banyak orang yang mengatakan agar saya tidak hamil. Intinya hal itu adalah sesuatu yang sangat diinginkan saya bersama suami," ungkap dia.
"Kami bekerja keras untuk melahirkan dia (Aliya), dan dia adalah impian kami yang menjadi kenyataan," kata Carolyn.
"Cinta yang dia bawa ke seluruh keluarga kami, dari kakek-nenek hingga bibi dan paman, sepupu hingga anak-anak kami menjadi berkah yang luar biasa, terutama selama pandemi."
"Saya rasa kita semua lebih menghargai kemanusiaan. lebih menghargai keluarga, dan kami lebih terhubung dengan mereka."
Carolyn pun memberikan saran untuk para wanita di luar sana yang ingin merencanakan kehamilan di masa tua.
"Saat ini semakin banyak wanita yang membekukan sel telur mereka dan menggunakannya di masa depan sehingga mereka tidak merasakan tekanan," cetus dia.
"Ada banyak cara untuk mencapai kehamilan di usia lanjut, dan kita tidak perlu merasa buruk tentang itu."
"Jangan biarkan orang mengecilkan hati kita. Itu bukan urusan mereka. Saya memiliki bayi kecil yang cantik dan itulah intinya," kata dia. [rda]