WahanaNews Jabar-Banten | Pakar urusan internasional Shofwan Al Banna Choiruzzad dari Universitas Indonesia (UI) melakukan wawancara dengan Kantor Berita Xinhua dari China.
Dalam wawancara tersebut, Shofwan Al Banna Choiruzzad mengatakan bahwa pemerintah China terkenal akan kemampuannya dalam mengkoordinasikan dan memobilisasi masyarakatnya.
Baca Juga:
Universitas Indonesia Bentuk Superteam Baru, Rektor Prof. Heri Hermansyah Lantik Sejumlah Pimpinan
China dapat secara efektif mengendalikan penyebaran pandemi, karena sudah baiknya kemampuan koordinasi masyarakatnya.
Karena pengendalian yang berhasil tersebut, menurut Choiruzzad kini China dapat segera bangkit dan segera mempromosikan stabilitas ekonominya.
Pemulihan di China memberikan contoh bagi negara-negara lain untuk "menggenggam tangan" pada pencegahan dan pengembangan pandemi.
Baca Juga:
Pakar Hukum Pidana UI Minta Kejagung Buka Kronologi Kasus Tom Lembong
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Kantor Berita Xinhua, dijelaskan bahwa Shofwan Al Banna Choiruzzad kagum dengan kebijakan yang tepat sasaran dari Pemerintah China dalam mengatasi pandemi Covid-19.
"Kebijakan pencegahan dan pengendalian yang ketat yang dilakukan oleh pemerintah China telah mendapat pengakuan luas di masyarakat internasional," kata Choiruzzad.
Dia mengatakan bahwa dari berbagai kebijakan dan efek anti-epidemi dari berbagai negara, dapat dilihat bahwa respon cepat, tindakan tegas dan koordinasi ilmiah adalah faktor kunci untuk pengendalian epidemi yang efektif.
Dari perspektif ini, China tidak hanya dapat secara efisien mengatur dan memobilisasi berbagai sumber daya sosial, tetapi juga secara efektif menerapkan kebijakan pencegahan dan pengendalian epidemi.
Choiruzzad mengatakan bahwa tidak ada negara yang dapat bertahan dari epidemi yang mengamuk. Upaya pencegahan epidemi dalam skala global harus berbasis ilmu pengetahuan, dan tidak boleh menjadi arena geopolitik.
Dalam mendorong pemerataan vaksin, dukungan China kepada banyak negara, terutama negara-negara terbelakang patut diapresiasi.
Choiruzzad mengatakan, dalam proses mendorong pemulihan ekonomi global, kontribusi China juga patut diapresiasi.
Proyek "One Belt One Road," termasuk kereta cepat Jakarta - Bandung di Indonesia merupakan kunci kerjasama China dan ASEAN.
Dalam jangka panjang, hal tersebut akan membawa dampak positif ganda bagi pembangunan ekonomi dan sosial ASEAN, terutama di Indonesia.
Pada saat yang sama, kerja sama yang erat antara China dan ASEAN juga telah memberikan contoh kerja sama multilateral yang bermanfaat bagi masyarakat internasional.
Kereta cepat Jakarta-Bandung adalah proyek penting dari inisiatif "One Belt One Road," dan kerja sama pragmatis antara China dan Indonesia yang menghubungkan Jakarta. (Tio)