Jabar.WahanaNews.co | Mr Ronny, bule asal Belanda memilih tinggal di perumahan Lembah Halimun, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Perumahan yang dihuninya disebut warga sebagai 'kota mati'.
Julukan itu disematkan karena perumahan itu ditinggalkan mayoritas penghuninya. Sehingga, puluhan rumah megah ala Eropa di sana hanya tersisa bangunan tanpa penghuni.
Baca Juga:
Polisi Tangkap Sopir Taksi Diduga Memeras 2 WNA di Bali
Ronny tinggal di sini sekitar empat tahun. Sedangkan enam tahun sebelumnya ia tinggal di kawasan Kecamatan Baros, Kota Sukabumi.
Ia memilih tinggal di rumahnya sekarang karena senang dengan suasana sunyi. Meski tak punya tetangga di sekitar perumahannya, ia merasa kerasan.
Namun, sadar karena kawasan tempat tinggalnya disebut 'kota mati', ia berusaha membuat lokasi sekitar menjadi lebih hidup. Ia melakukan penataan.
Baca Juga:
Aksi Sopir Taksi di Bali Peras Dua Bule dengan Sajam VIral
Ronny memberikan beberapa sentuhan di beberapa titik perumahan. Misalnya seperti membuat saung, mengecat ulang rumah, hingga membuat lukisan yang dipajang di dinding rumah.
Upaya lainnya untuk menghidupkan kembali kota mati itu adalah dengan membuka kursus bahasa Inggris dan seni melalui yayasan yang dia bangun. Ronny mengajarkan kedua materi tersebut tanpa pungutan biaya alias gratis.
Kegiatan belajar mengajar yang ia lakukan di Lembah Halimun sudah berlangsung selama lima tahun terakhir, sejak sebelum tinggal di Lembah Halimun. Kegiatan itu digelar tiap minggu dan tidak dibatasi jumlah ataupun usia peserta yang ikut dalam kursus tersebut.
"Saya ada investor, buat yayasan, saya ada yayasan buat anak dari kampung belajar bahasa and belajar art," ujar Ronny hari ini.
Dalam waktu dekat, tepatnya bulan Juni mendatang, kegiatan belajar mengajarnya itu akan kembali dibuka. Beberapa anak yang tinggal di Jalan Jalur Lingkar Selatan, Sukabumi sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti kelasnya di Lembah Halimun.
Ronny mengatakan, pembelajarannya berfokus pada percakapan bahasa Inggris. Namun, tak hanya anak-anak, orang tua juga boleh ikut dalam kursus jika mau.
"Sekarang tetap hari Minggu, anak kampung di Jalur bulan depan belajar di sini. Bapak, mama boleh kalau mau, belajar conversation, bukan yang susah," imbuhnya.
Terkadang, kata dia, ada warga negara asing yang datang sebagai relawan pengajar atau hanya sekedar menginap di salah satu rumah yang sudah direnovasi.[gab]