WahanaNews Jabar-Banten | PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menerangkan ada 19 gerai yang terpaksa ditutup lantaran tidak produktif dan merugi akibat dampak pandemi Covid-19.
Khusus di semester I 2021 ada enam gerai yang ditutup, mayoritas di DKI Jakarta, tepatnya di Pasar Baru, Kramat Jati, Tebet. Ada pula di Pondok Gede (Bekasi), Palembang, dan Jembatan Merah di Plaza Surabaya.
Baca Juga:
Dukung Bebas Sampah, Pemkab Samosir Launching Gerai Kepul
“Dari total 19 gerai yang telah kami tutup dari tahun 2020 sampai dengan bulan Juni tahun 2021, 7 gerai di antaranya merupakan gedung milik Ramayana yang memungkinkan untuk dibuka kembali setelah mulai membaik,” kata Sekretaris Perusahaan RALS, Setyadi Surya, dalam paparan publik yang digelar secara daring, Jumat (10/09/2021).
Adapun total gerai yang dioperasikan sampai dengan akhir bulan Juni 2021 ini adalah sebanyak 102 gerai. Terkait dengan kelanjutannya, Setyadi memastikan tidak ada rencana untuk penutupan gerai lagi, setidaknya untuk di tahun ini.
“Kami akan terus mengevaluasi kinerja masing-masing toko secara berkala, terutama pada pos biaya yang kurang produktif atau merugi. Belum ada juga rencana pembukaan gerai baru di semester kedua tahun ini,” tambahnya.
Baca Juga:
Gerai Mixue di Mana-mana, Kok Harga Es Krimnya Bisa Murah?
Dari penuturan Setyadi, rugi atau kurang produktifnya gerai dipengaruhi oleh para pelaku usaha lainnya yang menyewa space di Ramayana.
Dikarenakan pendapatan yang berkurang jauh, pelaku usaha yang menyewa space atau ruang usaha milik Ramayana mengajukan keringanan atas biaya sewa
“Per akhir bulan Juni 2021 total pendapatan sebesar Rp 45,1 miliar atau turun 5,7 persen dibandingkan pendapatan sewa di semester I 2020," beber Setyadi.
Perseroan akan mengevaluasi yang melakukan restrukturisasi penggunaan space untuk area penjualan di masing-masing gerai yang tidak produktif
“Dengan restrukturisasi tersebut diharapkan dapat membantu dalam menekan biaya-biaya yang tidak efisien,” ucapnya.
Meski di tengah keterbatasan, RALS menyebut perbaikan ekonomi menjadi angin segar bagi perseroan.
Kondisi itu tercermin pada pertumbuhan penjualan kotor perseroan semester I tahun 2021 yang mencapai Rp 2,73 triliun, atau naik sebesar 24,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pandemi covid 19 masih akan menimbulkan dampak dalam jangka panjang yang kita tidak tahu akhirnya kapan. Perseroan mengambil langkah dan strategi yang sangat hati-hati dan terukur," jelas Setyadi.
Adapun salah satu caranya adalah dengan mengoptimalkan penjualan online. Ramayana ke depannya mengambil langkah untuk memaksimalkan penjualan secara online melalui menu layanan pesan antar di aplikasi Ramayana member card dan aplikasi WhatsApp.
Ramayana juga berkolaborasi dengan platform e-commerce besar di Indonesia, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, Bukalapak, dan JD.ID.
“Sampai dengan bulan Juni 2021, penjualan online berkontribusi sebesar 0,8 persen dari total penjualan. Kontribusi penjualan online ini diharapkan terus naik dengan target lebih dari 2,2 persen di akhir tahun 2021,” tutur Setyadi.
Ia menekankan bahwa perseroan memiliki keyakinan bahwa Covid-19 ini hanya bersifat sementara.
“Diharapkan ketika ekonomi sudah mulai membaik dapat kembali mencapai penjualan dan profitabilitas seperti sedia kala,” pungkasnya. (Tio)