WahanaNews-Depok | Sekutu utama Kremlin, yakni Belarusia meminta senjata nuklir pada Rusia. Ini adalah bentuk kekhawatiran dari pemimpin negara itu, Alexander Lukashenko, terseretnya Rusia dalam Perang Dunia III.
Belarusia pun telah mengadakan referendum yang menyetujui sebuah konstitusi baru. Salah satu amandemen konstitusi itu adalah menghilangkan status non-nuklir yang melekat pada negara tersebut.
Baca Juga:
Pebalap Depok Bikin Merah Mutih Berkibar di Mandalika
Lebih dari 60 persen dari mereka yang memberikan suara di Belarusia ingin negara itu melepaskan status non-nuklirnya.
Lukashenko bersikeras sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat, termasuk Inggris dan Amerika Serikat (AS), mendorong invasi Moskow ke Ukraina.
“Sekarang banyak pembicaraan yang menentang sektor perbankan, gas, minyak, SWIFT. Ini lebih buruk dari perang. Ini mendorong Rusia ke dalam Perang Dunia III. Kita perlu menahan diri di sini agar tidak mendapat masalah. Karena perang nuklir adalah akhir dari segalanya,”.
Baca Juga:
Lebih Dekat dengan Lurah Pancoranmas, Mohammad Soleh: Dari Gowes, Sambangi Warga Bantaran Kali
Sebelumnya, Lukashenko telah memperingatkan perang di Ukraina akan “menjadi penggiling daging” .
“Konflik di Ukraina adalah ujung yang tipis. Percayalah, saya tahu apa yang saya bicarakan. Jika terus seperti ini, yang terburuk akan terjadi. Dia (Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky) tidak akan disembunyikan di bunker Amerika atau bunker lainnya. Itu sebabnya perang harus diakhiri hari ini,” .
“Saya bahkan tidak akan menyebutnya perang. Ini adalah konflik. Perang akan berlangsung selama satu-dua hari, tetapi akan ada penggiling daging dalam tiga hari,” lanjutnya.
Di sisi lain, Putin telah memerintahkan kepala pertahanan Rusia untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi. Alasannya, sikap negara-negara Barat sudah tidak bersahabat dengan Rusia termasuk menjatuhkan rentetan sanksi yang tidak sah.
Para diplomat dari Keiv dan Moskow akan bertemu “tanpa prasyarat” di dekat Sungai Prypyat di perbatasan Belarusia.
Kantor Presiden Zelensky mengatakan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko telah mengambil tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pesawat, helikopter, dan rudal yang ditempatkan di wilayah Belarusia tetap berada di darat selama perjalanan, pembicaraan, dan kepulangan delegasi Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pembicaraan itu diadakan setelah percakapan antara Zelensky dan Lukashenko setelah dikhawatirkan Belarusia sedang mempersiapkan pasukannya untuk bergabung dengan invasi Moskow.
“Hari ini, kami sangat dekat dengan masuknya angkatan bersenjata Belarusia ke dalam perang. Inilah sebabnya mengapa Presiden Zelensky dan Presiden Lukashenko berbicara hari ini.”
“Kami harus mempertahankan sayap utara kami dan kami harus meminimalkan ancaman yang datang dari sana,”.
(JU)