WahanaNews - Cileungsi | Seorang pria bernama Tarmudi (47), warga Kampung Palasari, Desa Mampir, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor sukses menjalani bisnis dan budidaya ayam cemani.
Biasanya, ayam yang memiliki warna khas hitam pekat ini digunakan sebagai orang untuk dunia mistik. Namun di tangan Tarmudi, ayam cemani justru bisa menghidupi ekonomi keluarganya.
Baca Juga:
Pabrik Garmen di Cileungsi Tumbang, PHK 3.000 Orang
Bapak dari satu anak ini menjelaskan, awal mula berbisnis lalu membudidayakan ayam cemani, saat dirinya rutin mendatangi atau melihat kontes ayam hias pada tahun 2014 silam di salah satu tempat di Bogor.
Saat di tempat lokasi kontes, pria kelahiran Jawa Tengah ini tak menyangka bahwa ayam cemani bisa diikuti sertakan dalam kontes ayam hias.
Ia juga mengakui bahwa hobi dan senang memelihara ayam. Saat itu, dirinya memilik sejumlah ayam di antaranya, ayam bangkok, ayam kate, ayam ketawa dan ayam pelung.
Baca Juga:
Maling Motor Lepaskan Tembakan di Cileungsi Bogor, Kini Diburu Polisi
“Memang sudah hobi dari dulu baik itu merawat maupun ternak ayam, dulu itu ayam bangkok saya ternak juga,” ujar Tarmudi, dikutip Senin (28/11/2022).
Dari kontes ayam hias itu juga, Tarmudi kemudian membeli anak ayam cemani sebanyak lima ekor dan ia besarkan.
Setelah besar, dirinya memotret serta memposting di akun media sosial milikinya untuk dijual dan ternyata banyak yang minat.
“Setelah banyak yang minat beli akhirnya saya coba ternakan dan Alhamdulillah anakanya selalu habis terjual,” lanjutnya.
Ayam cemani jantan dan betina dewasa yang seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam pekat tersebut ditawarkan dengan harga antara Rp6 juta hingga Rp10 juta sepasang serta anak ayam dijual Rp1 juta sepasang dan telur Rp100 ribu perbutir dan dipasarkan ke seluruh Indonesia.
Hasil ternakan Turmudi juga diikuti kontes ayam hias skala Nasional di Bandung, dirinya membawa ayam cemani kesayangan yang bernama “superboy”.
Superboy kemudian meraih juara pertama dalam konten ayam hias tersebut lantaran dinilai memiliki warna hitam pekat dan postur tubuh yang ideal.
Setelah berhasil meraih juara satu, ayam cemani superboy miliknya ternyata banyak diminat oleh pencinta Ayam hias.
Bahkan, Superboy ditempat kontes ayam ditawar oleh penghobi ayam hias asal Thailand dengan harga Rp7 juta.
Namun, karena itu kesayangan dirinya. Tarmudi memilih untuk memperbanyak genetik atau keturunan dari superboy sendiri.
Selanjutnya, hasil anakan dari superboy dirinya jual dengan harga Rp500 ribu per ekor dengan usia 1 bulan.
Tak sampai di situ saja, Turmudi lantas melakukan inovasi dengan berencana membuat genetik baru dari ayam cemani miliknya.
“Saya sudah lama punya keinginan menyilangkan ayam kate dan cemani, sejak 2017 silam, hingga sekarang masih berproses,” imbuhnya.
Turmudi menambahkan, tujuan kawin silang sendiri dilakukan untuk menciptakan jenis baru dan pengembangan pada ayam hias dengan metode dan konsep yang terarah.
“Jadi nanti ada kate cemani, itu tujuan untuk hias nambah koleksi hobi. Idenya saya timbul waktu lihat grup luar negeri, di sana itu mereka bisa menciptakan persilangan-persilangan dan menghasilkan ayam-ayam jenis baru,” ucapnya.
Untuk kate cemani ini, kata Turmudi, sebenarnya sudah ada yang memulai di beberapa negara seperti Jepang dan Thailand.
“Kalau di Jepang itu nama Shinkuro persilangan ayam kate dengan ayam cemani dan di Thailand pun sudah ada ayam cabo disilang dengan ayam cemani,” bebernya.
“Jadi kita di Indonesia masa gak ada, saya gak mau kalah, kita kan punya kwalitas bagus-bagus, sedangkan mereka mengunakan bahan-bahan yang kemurnian masih diragukan,” sambungnya.
Dirinya menargetkan, kedepannya kate cemani Indonesia dapat menjadi barometer ayam cemai di seluruh dunia dengan tingkat kehitaman lebih pekat.
“Kalau sudah ada jadi seperti cemani itu belum, kita masih perlu tiga sampai dua tahun ke depan, untuk memperpendek kakinya, kemudian menghitamkan dagingnya,” pungkasnya.[mga]