WahanaNews Jabar | Sudah hampir satu bulan kasus penemuan mayat di Subang Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) belum juga terungkap.
Polisi sudah memeriksa lebih dari 20 saksi dalam kasus ini. Bahkan Bareskrim Mabes Polri turut turun tangan.
Baca Juga:
Sepekan Jelang Pilkada Jawa Barat 2024, Dedi Mulayadi-Erwan Setiawan Ungguli Empat Kandidat
Namun, siapa yang bertanggung jawab belum juga ditetapkan sebagai tersangka. Di kalangan masyarakat, banyak sekali spekulasi berseliweran melihat konstruksi kasus.
Peristiwa pembunuhan yang terjadi pada Rabu (18/8/2021) pagi itu, jasad keduanya ditemukan tertumpuk di bagasi Alphard di rumahnya di Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
Yosef (55) pun merasa terpojok. Ia merupakan suami Tuti alias ayah Amalia.
Baca Juga:
6 Kali Berturut-Turut, Pemkot Bekasi Raih Predikat Kota Informatif Tingkat Jabar 2024
Pagi itu, Yosef pulang ke rumah setelah mengunjungi istri mudanya, M.
Menurut penuturan Yosef, rumah dalam keadaan berantakan dan terdapat bercak dan genangan darah.
Poppy menganalisis ekspresi Yosef ketika diwawancara media di hari kejadian kasus Subang.
Pakar ekspresi itu mengatakan analisisnya hanya menjelaskan perasaan yang dialami orang.
Terkait pengungkapan pelaku pembunuhan, Poppy Amalya menegaskan, membutuhkan bukti-bukti kuat yang dikerjakan oleh kepolisian.
Poppy melihat ekpresi Yosef melalui video wawancara.
Saat itu, Yosef mengenakan topi dan masker yang diturunkan sampai dagu.
Menurut Poppy, Yosef beberapa kali menunjukkan ekspresi ketakutan ketika menjelaskan kronologi kejadian.
Yosef belum menemukan jasad korban namun ia langsung melapor ke kantor polisi karena melihat darah dan tidak dapat menemukan istri dan anaknya.
Yosef, kata Poppy, terlihat menunduk.
Tidak hanya itu, Poppy juga menyoroti ucapan sebagai penunjang analisis ekspresinya.
"'Hancur mungkin' (kata Yosef), ini nunduk ke bawah. Biasanya orang nunduk ke bawah ada pengalaman emosional atau tidak sanggup melihat kamera. Ini semua masih asumsi," ujar Poppy dalam video di kanal Poppy Amalya dilansir tribun pada Selasa (14/9/2021).
Setelah menunduk, Yosef melihat ke kiri agak ke belakang.
Poppy melihat hal tersebut sebagai reaksi tidak bisa berkonsentrasi atau ada alasan lainnya.
Poppy menyoroti keputusan Yosef yang langsung melapor kepolisian setelah melihat darah padahal belum menemukan jasad istri dan anak.
Meski begitu Poppy tidak ingin berasumsi apa-apa.
Sebab banyak hal yang bisa mendasari tindakan Yosef.
"'Mungkin ini ada pembunuhan', menjadi perhatian buat saya. Beliau ini kan belum melihat mayatnya. Beliau begitu sampai ke rumah langsung melapor ke polres. Katakan ada darah di bagian depan teras rumahnya, ada darah tidak mencari anak dan istri tapi melapor ke polres," ujar Poppy.
"Biasanya pada saat ada kejadian, tapi ini biasanya ada juga yang tidak biasa. Biasanya melihat ada peristiwa, dia akan lapor RT dan RW setempat barulah nanti dilaporkan RT dan RW. Beliau langsung, ini inisiatif yang baik," lanjutnya.
Poppy mengatakan Yosef beberapa kali tertangkap menunjukkan ekspresi ketakutan.
Yosef saat itu menceritakan detik-detik ia mencari anak dan istri.
"Pada saat bilang takut, dia melihat ke bawah. 'Coba tolong dilihat' dia mengarahkan mengekspresikan takut."
"'Udah gitu saya lapor ke kapolsek' ditanya lagi sama wartawan 'jadi belum ditemukan?' Ia mengatakan dengan penekanan tubuh menandakan bahwa kalimat tersebut adalah benar dan ia ingin menekankan."
"'Saya belum menemukan' lalu matanya terpejam dengan erat dan memperlihatkan wajah takut," kata Poppy.
Ucapan Yosef sempat tersendat.
Ia mengulang kata agar jelas.
Adapun kata yang diulang adalah disangka dan prasangka.
Menurut Poppy, hal tersebut berkaitan dengan emosi yang meluap sehingga ucapan yang dikeluarkan dapat tidak jelas atau terpotong.
"'Di mana anak saya karena disang-' sulit mengeluarkan suara, melihat ke bawah lagi, 'disang, prasangka' dia mengulangi kata itu, sampai memperbaiki kata itu," ujar Poppy.
Poppy juga menggarisbawahi pemilihan kata Yosef saat menjelaskan kunci rumah.
"Biasanya kalau orang menjelaskan tersebut dia menjelaskan satu orang tapi dia menggunakan kata 'ada yang diambil'. Berarti di sini beliau menggunakan kata ganti kedua pada saat menjelaskan peristiwa terssebut seperti ada sosok lain."
Ketika kejadian, Yosef mengaku sedang berada di tempat istri mudanya, M.
Yosef kembali diperiksa untuk kesembilan kalinya setelah Polres Subang mendapat dua alat bukti baru.
Adapun pemeriksaan kali ini Yosef ditanya 16 pertanyaan terkait kepemilikan yayasan dan rumah.
Yosef merupakan pemilik Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Anak tertuanya, Yosirs (34), menjadi ketua yayasan, sedangkan Amalia Mustika Ratu sebagai bendahara.
Yosef hadir ditemani tim kuasa hukumnya pada Senin (13/9/2021).
Sebelumnya, pihak Yosef mengatakan akan kooperatif untuk mengungkap kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang itu.
Kuasa Hukum Yosef, Rohman Hidayat, mengungkapkan Yosef ditanyai tentang pendirian yayasan, aktivitasnya sebelum kejadian, dan pada saat setelah jenazah ditemukan di TKP.
"BAP hari ini ada berita acara tambahan, yang pertama tentang pendirian yayasan. Yang kedua tentang aktivitas dari klien kami sebelum kejadian dan pada saat setelah jenazah ditemukan di TKP," kata Rohman dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (14/9/2021).
Rohman menambahkan kurang lebih ada sebanyak 16 pertanyaan yang ditanyakan kepada kliennya itu.
"Tadi kurang lebih 16 pertanyaan. Kalau dari tadi jam 03.00 ya, tapi sempet berhenti dulu kemudian disambung lagi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rohman menuturkan Yosef juga ditanya masalah kepemilikan rumah, bagaimana awal mula pendirian sekolahnya, dan aktivitas golfnya.
Rohman pun berharap dengan diperiksanya kembali Yosef kali ini bisa membantu polisi untuk menemukan petunjuk baru dan bisa segera menangkap pelaku pembunuhan.
"Masalah rumah itu juga ditanyakan, kepemilikan rumahnya Pak Yosef kemudian awal mulanya didirikannya sekolah, bantuannya dari mana, riwayatnya seperti apa itu disampaikan dalam BAP hari ini."
"Pak Yosef juga ditanya soal aktivitas golfnya karena kebetulan masuk di tim Porda Subang. Pak Yosef ditanya seminggu datang ke lapangan golf, bisa lima sampai enam kali seminggu. Dan memang di situ aktivitasnya berlatih untuk persiapan porda."
"Mudah-mudahan jadi petunjuk baru, jadi bahan penyidik kepolisian untuk segera menetapkan atau menangkap tersangkanya," terangnya. (JP)