JABAR.WAHANANEWS.CO, Bandung – Di bawah terik matahari Parahyangan, suara lantang seorang gadis kecil menggema di tengah lapangan. “Siap! Gerak!” serunya penuh wibawa. Suara itu milik Katyaluna Humayra Az-Zahraa, atau akrab disapa Mayra, siswi kelas 5 SDIT Al Fitrah Bandung yang baru saja mengharumkan nama kotanya.
Gadis berhijab itu bukan komandan sembarangan. Ia adalah Komandan Pleton (DanTon) yang berhasil membawa timnya menjadi Juara Utama 1 Kibra Terbaik 1 Piala Bergilir Wali Kota Bandung dalam ajang Lomba Regu Pengibar Bendera (RUKIBRA) “Parahyangan Marching Spirit 2025” di Parahyangan Plaza Bandung, Sabtu (4/10/2025) lalu.
Baca Juga:
JPPI: 10.482 Anak Jadi Korban Keracunan MBG, Penutupan Parsial Tak Efektif Hentikan Kasus
Di tengah puluhan tim dari berbagai sekolah dasar se-Bandung Raya, suara tegas Mayra menjadi sorotan banyak orang.
Awalnya Tak Berharap
Mayra mengungkapkan tidak menyangka akan menjadi juara. “Awalnya aku nggak berharap apa-apa, soalnya pesertanya banyak banget dan semuanya keren,” ujarnya dengan jujur.
Baca Juga:
Jeddah Tower Siap Geser Burj Khalifa, Bakal Jadi Gedung Tertinggi di Dunia Setinggi 1 Kilometer
Namun, seiring berjalannya waktu dan latihan yang semakin intens, rasa percaya dirinya tumbuh.
“Aku latihan sungguh-sungguh, berdoa tiap hari, dan terus yakinin diri kalau aku bisa. Akhirnya waktu lomba, aku cuma bilang ke diri sendiri: lakukan yang terbaik,” tuturnya.
Kemenangan itu menjadi bukti nyata bahwa usaha, disiplin, dan doa bisa menembus batas.
“Aku cuma pengin buktiin kalau aku juga bisa memimpin, supaya teman-teman di sekolah nggak lagi mandang aku sebelah mata,” katanya tegas.
Kagum Melihat Kekompakan
Ketertarikan Mayra pada dunia RUKIBRA bermula dari rasa kagum.
“Aku senang lihat pasukan pengibaran bendera. Gerakannya kompak, semua terlihat keren dan berwibawa,” ujar putri pertama dari pasangan Bapak Nugroho Arie Putranto dan Ibu Riri Arviani ini, penuh semangat.
Alhasil, ia bertekad untuk bisa ikut jadi bagian dari pasukan pengibar bendera.
“Aku pengin ngerasain gimana rasanya baris dengan kompak, ngebawa bendera dengan penuh tanggung jawab, dan teriak aba-aba dengan lantang,” tuturnya sambil tersenyum.
Baginya, setiap langkah dan komando punya makna. “RUKIBRA ngajarin aku buat nggak asal bergerak. Semua harus punya irama, dan kalau udah kompak, rasanya luar biasa,” ucapnya.
Dari Pandangan Sebelah Mata ke Pembuktian Diri
Menjadi komandan pleton bukan hal mudah bagi Mayra. Saat pertama kali ditunjuk, tak sedikit yang meragukannya. “Awalnya aku sedih, tapi itu malah bikin aku makin semangat,” katanya.
Ia berlatih keras setiap hari, bahkan melatih suaranya agar bisa lantang.
“Aku latihan teriak aba-aba di rumah, kadang sampe serak. Tapi aku nggak mau nyerah. Aku pengin buktiin kalau aku mampu,” tuturnya.
Dan benar saja, suara lantang Mayra akhirnya menjadi salah satu yang paling mencolok di arena lomba. Saat semua mata tertuju padanya di hari pertandingan, rasa gugup berubah jadi keberanian.
“Begitu aku teriak ‘Siap! Gerak!’, semua hilang. Yang aku rasain cuma semangat buat bawa pasukanku sampai akhir,” ucapnya bangga.
Mengubah Kehidupan Sehari-hari
Bagi Mayra, latihan RUKIBRA tidak hanya membentuk fisik, tapi juga karakternya.
“Sejak ikut latihan, aku jadi lebih disiplin dalam semua hal, dan kalau dikasih tugas di sekolah aku jadi lebih tanggung jawab,” katanya.
Ia juga belajar menghargai waktu dan kerja sama. “Di pasukan, semua harus kompak,” ujarnya.
Latihan keras selama dua bulan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan berani menghadapi tantangan. “Sekarang aku lebih tahan. Rasa capek nggak masalah, asal hasilnya baik,” tambahnya.
Cita-cita yang Membumbung Tinggi
Meski dikenal sebagai komandan cilik yang tegas, Mayra menyimpan impian yang lembut. “Aku pengin jadi dokter gigi,” ujarnya mantap.
“Aku suka banget lihat orang senyum. Kalau giginya sehat, senyumnya jadi indah, dan aku pengin bantu orang supaya bisa senyum tanpa takut.”
Bagi Mayra, menjadi dokter gigi adalah cara lain untuk berbuat baik bagi banyak orang.
“Aku belajar dari RUKIBRA, kalau mau bantu orang itu butuh ketekunan dan tanggung jawab. Sama kayak dokter, harus teliti dan nggak boleh asal-asalan,” katanya.
Generasi Kecil dengan Semangat Besar
Di tengah gemuruh tepuk tangan di Parahyangan Fest 2025, suara lantang Mayra bukan sekadar aba-aba komando, tapi gema semangat generasi muda Indonesia yang berani bermimpi, pantang menyerah, dan siap memimpin dengan hati.
Dari lapangan kecil di Bandung, sosok bernama Mayra telah membuktikan bahwa keberanian tidak diukur dari usia atau tinggi badan, melainkan dari tekad untuk terus berjuang.
“Selama kita mau berusaha dan berdoa, pasti bisa,” tutup Mayra dengan senyum merekah.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]