WahanaNews-Sumedang | Setelah Kecamatan Jatinangor, giliran desa dan kelurahan di Kecamatan Sumedang Selatan yang dikukuhkan sebagai Destana (Desa Tangguh Bencana) dan Katana (Kelurahan Tangguh Bencana).
Pengukuhan dilakukan oleh Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir di Aula Desa Citengah, Rabu (8/6) dengan diawali penampilan kesenian Songah (Songsong Citengah).
Baca Juga:
Peduli dan Inklusif, Brigjen Mustikaningrat Hadirkan Harapan Baru bagi Sumedang
Camat Sumedang Selatan, Marlina, dalam laporannya mengatakan, kegiatan tersebut menghadirkan lima orang perwakilan dari tiap desa/kelurahan sebagai peserta.
"Pesertanya kepala desa atau lurah, Babinsa dan Bhabin Kamtibmas yang menjadi penanggung jawab di Surat Keputusan Katana dan Destana, ditambah dua orang pengurus Katana dan Destana. Alhamdulillah semua hadir," ucapnya.
Dalam rangka pembentukan Destana dan Katana se Kecamatan Sumedang Selatan, Marlina mengungkapkan pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan.
Baca Juga:
Waspada Musim Hujan, PLN UP3 Sumedang Minta Masyarakat Bijak Gunakan Listrik
"Kami melaksanakan kegiatan secara mobile ke tiap kelurahan dan desa untuk melakukan pembinaan. Hari ini alhamdulillah Pak Bupati bisa memberikan arahan kepada Katana dan Destana di Kecamatan Sumedang Selatan" ungkapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, mengatakan, maksud kegiatan tersebut ialah mengenalkan program Destana/Katana kepada para pemangku kepentingan di tingkat desa dan kelurahan, khususnya terkait penanggulangan bencana.
"Tujuannya untuk meningkatkan kerja sama antara pemangku kepentingan dalam pengurangan resiko bencana di antara unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi dan lainnya," ucapnya.
Selain pengukuhan, digelar pula pelatihan kepada para peserta agar memahami kerentanan kapasitas resiko bencana serta memahami tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan dalam penanganan bencana.
"Peserta terdiri dari unsur perangkat desa dan kelurahan, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, karang taruna, komunitas pariwisata, kader posyandu dan PKK, RT/RW, linmas dan perwakilan Destana dan Katana se Kecamatan Sumedang Selatan," ungkapnya.
Lanjut Atang, Kecamatan Sumedang Selatan beserta dinas instansi terkait dan para pelaku usaha wisata terus melakukan langkah-langkah konkret dalam mitigasi bencana di antaranya sosialisasi dan pembuatan jalur evakuasi.
Hal itu sehubungan dengan terbitnya Keputusan Bupati Sumedang Nomor 225 Tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Transisi Mitigasi Bencana dan Pemulihan Ekonomi wilayah Citengah.
"Alhamdulilah seluruh tempat usaha dan wisata sudah ada jalur evakuasi. Titik-titik kumpul semuanya wajib membuat tanpa terkecuali. Begitu juga papan informasi dan call center darurat, serta penyediaan alat-alat P3K," kata Atang.
Dalam rangka mitigasi bencana, pihaknya pun telah memberikan informasi dan edukasi dalam bentuk simulasi bencana di kawasan wisata desa Citengah beberapa hari yang lalu.
"Kita melakukan simulasi di sini, dihadiri unsur Forkopimcam dan melakukan gerakan kebersihan bersama masyarakat, para penggarap dan pelaku usaha. Sasarannya jalan Citengah dan Cisoka sejauh 10 kilometer dan alhamdulillah sudah selesai," katanya.
Sementara itu, Bupati Dony Ahmad Munir dalam kesempatannya mengatakan, Sumedang dengan kontur tanahnya berbukit dan banyak lereng serta sungai termasuk daerah yang awan bencana.
"Untuk itulah, dalam mengurangi resiko bencana, kami membentuk Destana dan Katana di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Sumedang," ucapnya.
Setelah dibentuk dan dikukuhkan, para pengurus Destana dan Katana dilatih untuk bisa mencegah dini, lapor dini dan deteksi dini berkaitan dengan bencana.
"Inilah ikhtiar kami untuk mengurangi dampak bencana sehingga tidak meluas dan menimbulkan korban. Semua melibatkan seluruh komponen Destana dan Katana, termasuk masyarakat dan relawan di dalamnya," ujarnya.
Terkait pembukaan kembali kawasan wisata di Citengah, Bupati mengatakan, bisa dilakukan namun dengan persyaratan tertentu karena masih dalam transisi.
"Dibuka tetapi dengan berbagai persyaratan dalam pembukaannya. Jadi ada tim assesment yang menentukan per hari buka tidaknya, disesuaikan dengan kondisi alam," ujarnya. [tsy]