WahanaNews-BANDUNG | Pemerintah Jawa Barat telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 27 miliar untuk warga yang terkena dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dana tersebut disiapkan sebagai subsidi dan stimulus ekonomi untuk warga yang terdampak seperti petani, nelayan dan pelaku UMKM.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Dorong Generasi Muda Indonesia agar Berani jadi Pengusaha
"Jawa Barat menyediakan Rp 27 miliar yang dijadikan subsidi kepada pihak-pihak paling terdampak oleh kenaikan BBM. Khusus nelayan, petani dan UKM," katanya, kemarin.
Ridwan Kamil juga menjelaskan, dana yang telah disiapkan tersebut, merupakan kewajiban pemerintah daerah dari perhitungan 2 persen dana bagi hasil (DBH) pemerintah pusat. Dana ini nantinya akan disalurkan ke 27 kabupaten/kota di Jawa Barat untuk menambah kucuran dana BLT BBM pemerintah.
"Ada kewajiban dua persen dari dana bagi hasil itu dijadikan dana bansos untuk kota/kabupaten," ujar Ridwan Kamil.
Baca Juga:
Ini Pesan Bey Machmudin ke Pemudik, Utamakan Kesehatan dan Keselamatan
Ridwan Kamil memastikan penyaluran dana bantuan dari Pemprov Jabar akan diawasi secara ketat. Berkaca kepada pengalaman penyaluran bantuan saat pandemi, Pemprov Jabar kini sudah punya sistem agar penyaluran bantuan tersebut tepat sasaran.
"Kita ada sistem, kita data sudah bersihkan 23 kali zaman COVID. Data kita akurat, pengawasan ada tim pelaporan aplikasi juga kita siapkan. Insya Allah mantep," katanya.
Sebagaimana diketahui, Dinas Sosial Jawa Barat (Dinsos Jabar) mencatat ada sekitar 2,6 juta warga yang terdaftar sebagai penerima BLT BBM di Jabar. Bantuan ini diketahui, disalurkan pemerintah sebagai bantalan kepada warga yang terimbas kenaikan BBM.
Berdasarkan data yang diterima detikJabar, rincian warga yang menerima BLT tersebut yakni sebanyak 2.687.070 jiwa. Warga di Kabupaten Bogor menjadi yang terbanyak dengan 251.484 jiwa dibanding daerah-daerah yang lain. [rsy]