WahanaNews-BOGOR | Unit Polisi Pamong Praja Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, berhasil mengamankan berbagai jenis senjata tajam (sajam) milik pelajar yang hendak melakukan aksi tawuran.
Informasi yang diperoleh WahanaNews Jabar di lapangan, beberapa alat yang diamankan petugas itu diantaranya, celurit pedang, tongkat kayu, sabuk dan pedang.
Baca Juga:
Pernah Dipimpin Hans Tomasoa, Inilah Profil PT Samudera Indonesia
Beruntung saja, petugas Pol PP Parung Panjang datang tepat waktu langsung bertindak tegas, serta berhasil mengamankan alat-alat dan membubarkan gerombolan pelajar yang diduga hendak melakukan tawuran.
“Benar, kejadiannya pada hari Sabtu (23/7/22) lalu, beruntung petugas Pol PP bersama warga berhasil membubarkan rencana aksi tawuran tersebut,” ungkap NA (45) seorang warga, kemarin.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Camat Parung Panjang, Icang Aliudin mengaku, telah menerima laporan dari kejadian tersebut. Ia mengaku prihatin, dan akan segera melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menangkal aksi barbar di wilayah kerjanya.
Baca Juga:
410 Kepala Desa di Kabupaten Bogor Mendapat Perpanjangan Masa Jabatan
“Sebenarnya sudah sering dilakukan sosialisasi agar ada pencegahan aksi tawuran, narkoba dan kenakalan remaja. Tapi, akan kami lebih optimalkan ke depannya, karena ini harus dicegah,” ujar Icang Aliuddin.
Camat Parung Panjang berjanji segera melakukan kolaborasi dengan unsur TNI, Polri, Satpol PP dan Satgas Pelajar, guna melakukan sosialisasi serta edukasi ke sekolah-sekolah juga kepada organisasi pelajar yang ada di wilayah tersebut.
“Kami juga akan lakukan upacara keliling ke sekolah-sekolah. Nantinya ini akan dilakukan oleh Muspika Parung Panjang. Selain itu juga akan terus dilakukan sosialisasi dan edukasi serta patroli oleh petugas gabungan,” jelasnya.
Icang menghimbau, kepada pihak sekolah agar lebih memperketat upaya pengawasan bagi para pelajar saat di sekolah atau saat jam keluar/bubar dari sekolah. Sehingga bisa meminimalisir potensi terjadinya aksi tawuran.
“Misalnya ada kegiatan ekstrakurikuler yang positif. Ada upaya pemeriksaan tas dan tes urine atau sejenisnya. Lalu jika bisa, sekolah harus punya nomor kontak orang tua siswa untuk bisa komunikasi agar dapat terus memantau posisi serta aktivitas anaknya,” pungkas Icang. [tsy]