Pada kesempatan yang sama, mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mengapresiasi inisiatif PLN untuk mengumpulkan para peneliti di bidang energi.
Nizam mengatakan, melihat kondisi pemenuhan energi yang masih mengandalkan energi fosil, maka penelitian dan inovasi terkait energi baru terbarukan sangat dibutuhkan.
Baca Juga:
Konferensi Kelistrikan se-Asia Pasifik, PT PLN Paparkan Skenario Transisi Energi Menuju NZE 2060
"Melihat hal itu, penelitian di universitas sangat penting, agar bisa mendukung upaya subtitusi energi fosil. Sinergi dan kolaborasi antara universitas, lembaga penelitian, dan perusahaan sangat penting untuk mendukung suksesnya penelitian," ujarnya.
Penyelenggaraan ICT-PEP 2021, merupakan ajang konferensi kedua yang diselenggarakan secara daring. Pada tahun ini, jumlah makalah yang diterima sebanyak 207 makalah.
Namun, hanya 29 persen makalah yang dipresentasikan dalam konferensi internasional ini. Setidaknya, ada 21 negara berpartisipasi dalam ICP-PEP 2021.
Baca Juga:
Dukung Konversi Kompor LPG ke Induksi
“Jumlah makalah yang dikirim ini meningkat 30 persen ketimbang tahun kemarin,” ujar General Manager PLN Puslitbang Iswan Prahastono.
Ada sejumlah pembicara yang akan berbagi pengalaman dan pengetahuan di bidang sains dan energi selama dua hari penyelenggaraan PLN ICT-PEP 2021. Mereka adalah Eduard Muljadi (Auburn University US), Josep M Guerrero (Aalborg University Denmark), Andrew Blakers (Australian National University), Sanjib Kumar Panda (National University of Singapore), dan Ankush Ghosh (The Neotia University India).
Sementara itu, Rektor UGM Panut Mulyono merasa bangga menjadi bagian dari kegiatan ICT-PEP 2021. Menurut Panut, melalui konferensi internasional ini bisa diperoleh cara untuk mengatasi persoalan lingkungan dan kemanusiaan.