WahanaNews - Jabar | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terus memantau dan mewaspadai kemungkinan potensi penyebaran polio, menyusul temuan satu kasus positif di Kabupaten Purwakarta.
Menurut Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati, polio di Purwakarta lebih disebabkan karena gencarnya upaya penemuan.
Baca Juga:
Babinsa Dampingi Nakes Sukseskan Vaksinasi Polio
Kredit bagi Pemda Kabupaten saat ini, mengingat pada 2022 Karawang tidak mencapai target pengiriman sampel AFP atau accute flaccid paralysis. AFP merujuk ke gejala lumpuh layu akut yang dilaporkan.
“Purwakarta termasuk yang tidak mencapai target pengiriman sampel, tapi (kemudian) menggiatkan penemuan AFP di lapangan (dengan pengiriman sampel),” ujar Dewi Ambarwati dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar, Senin (27/3/2023).
Ia menjelaskan, dari sampel yang dikirim pada 14 Maret 2023, Dinkes Jabar dan Dinkes Purwakarta mendapatkan laporan hasilnya positif virus polio tipe 2 VDVP.
Baca Juga:
Pemprov Klaim 3,2 Juta Anak di Jawa Barat Sudah Dapat Imunisasi Polio
Sampel tersebut berasal dari seorang anak perempuan usia 4 tahun 5 bulan warga Kampung Cadas Bodas, Desa Tegal Datar, Kecamatan Maniis.
Sebelumnya, balita malang datang ke Puskesmas Cimaragas dengan keluhan demam, dan pasien memiliki riwayat gangguan tumbuh kembang sejak usia 2 tahun. Gejala yang terlihat tidak dapat berjalan dan berbicara.
Target pengiriman AFP nasional tahun 2022 angkanya harus lebih dari 2 sampel per 100 ribu penduduk. Tahun 2023, targetnya ditingkatkan menjadi 3 sampel per 100 ribu penduduk. Penambahan target pengiriman AFP tidak terlepas dari KLB polio di Aceh.