WahanaNews Jabar-Banten | Aksi preman minta jatah diJl Ceger Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, sudah tidak lagi dialami pedagang. Sebelumnya, beberapa pedagang resah karena dimintai jatah preman (japrem) dengan dalih uang keamanan.
Baca Juga:
Pasar Senen Blok VI Dibangun, Perumda Pasar Jaya Minta Pedagang Setor Bukti Keseriusan
Salah seorang pedagang yang pernah dipalak mengaku sudah tidak didatangi lagi oleh preman tersebut. Terakhir, preman tersebut datang pada awal bulan untuk meminta jatah uang keamanan sebesar Rp 20 ribu.
"Terakhir awal bulan ini, belum datang lagi, sih," ujarnya dikutip daridetikcom, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga:
Pembangunan Pasar Senen Blok VI Mangkrak, Lahan Beralih Fungsi Jadi Hutan Rimba
Pedagang ini menunjukkan kuitansi pembayaran uang keamanan tersebut. Dirinya mengaku pemalakan dilakukan oleh oknum organisasi kemasyarakatan (ormas).
"Ngakunyamemang dari ormas itu, semoga ke depannya nggak ada yang begini lagi deh," harapnya.
Pedagang lainnya di deretan Jl Ceger Raya ini menyebutkan hal serupa. Seorang pemilik warung mengatakan tempatnya berjualan sudah jarang disambangi para preman.
"Mereka itu biasanya datangnya gerombolan, minta uang berapa saja dikasih. Biasanya buatmabok gitu-lah. Sekarangudahnggak sih," ujarnya.
Hal yang sama dikatakan pedagang makanan di lokasi. Dirinya bersyukur belum pernah disambangi preman selama berjualan. Demikian pula para pedagang warung kopi di sana.
"Alhamdulillah di saya nggak. Saya nggak tahu ada yang begitu," kata pedagang warkop tersebut.
Pedagang lain lagi juga membeberkan tidak ada preman yang menyambangi lapaknya. Tapi anggota ormas yang minta jatah uang keamanan datang setiap bulan.
"Ini tuh semuanya sebenarnya memangdimintainderetan sini. Uang keamanan Rp 20 ribu sebulan. Memang uang keamanan kok. Kalau preman nggak ada. Kitamikirnya gitu ajasih. Kalau orang lain beda-beda, kan," katanya.
Sebelumnya, ramai pemberitaan sejumlah pedagang dimintai jatah oleh preman. Nilai nominalnya bervariasi, mulai Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu. Para pedagang di sini diberi kuitansi sebagai tanda bahwa mereka sudah menyetor jatah ke preman itu. Mereka menunjukkan kuitansi-kuitansi itu. (JP)