WahanaNews Jabar-Banten |
Seorang Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Semarang (Unnes)(Unnes) bernama
Melisa Salma Darmawan berhasil menciptakan "Edible Straw" atau sedotan yang
bisa dimakan. Sedotan tersebut dibuat dari kulit buah naga.
Ide tersebut didasari oleh kesedihannya atas limbah
sedotan plastik yang seringkali mencemari lingkungan. Bahkan, menurut data pada
tahun 2019, sampah sedotan plastik mencemari lautan sebanyak 90 juta batang.
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
"Dengan penemuan sedotan yang dapat dimakan ini, diharapkan
bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut," terang Melisa seperti
dikutipdetikEdudari laman resmi Unnes (16/8/2021).
Tak hanya berbahan alami, menurut Melisa pemanfaatan
limbah kulit buah naga selain ramah lingkungan juga memiliki banyak manfaat, di
antaranya bisa dikonsumsi menjadi makanan.
Atas penemuannya, Melisa berhasil memperoleh hibah
dana PKM dari Kemenristek Dikti sebesar Rp 8,5 juta rupiah. Tak hanya itu,
mahasiswa semester 7 ini juga telah memiliki beberapa hak cipta atas karya-karyanya.
Baca Juga:
Akibat Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah di Semarang Dihukum 4 Tahun
Sementera itu, Rektor Unnes, Prof Fathur Rokhman M.
Hum turut menyampaikan bahwa gagasan yang diusulkan Melisa selain inovatif juga
selaras dengan nilai konservasi Unnes.
"Penggunaan limbah kulit buah naga sebagai bahan
sedotan selain inovatif juga bernilai konservasi. Kulit buah naga yang biasanya
terbuang saat ini dapat diolah menjadi suatu barang yang bernilai ekonomis dan
ramah lingkungan" tutur Prof Fathur.
Prof Fathur juga mendorong para mahasiswa Unnes
lainnya saling berlomba-lomba menciptakan gagasan-gagasan cemerlang dan inovasi
baru. Sehingga memperkuat tradisi prestasi yang ada di Unnes.
Pencapaian yang didapatkan Melisa
tentang inovasi penemuan sedotan ini bukanlah hal pertama.
Sebelumnya, beberapa prestasi
yang pernah dicapai diantaranya, menjadi mawapres, mengikuti LKTI
Internasional, dan mengikuti credit transfer di Thailand.
Dalam perbincangan dengan
Rektor Unnes yang diunggah di youtube, sosok yang mengidolakan Presiden Jokowi
ini menyampaikan bahwa menjadi Mawapres adalah prestasi yang paling
membanggakan bagi dirinya.
"Menjadi mawapres adalah
proses yang panjang, itulah yang membuat saya bersyukur dan merasa bangga bahwa
saya telah berhasil melalui tahap demi tahap hingga sampai di titik ini"
jelas Melisa dalam unggahan Youtube Rektor Unnes beberapa waktu lalu.
Menurut mahasiswa FMIPAUnnes, mahasiswa berprestasi tidak
sebatas menjadi pemenang dalam perlombaan, namun lebih jauh lagi maknanya
adalah bagaimana dapat bermanfaat bagi orang lain atas ilmu yang dimiliki. (Tio)